Edukasi Pasien Sectio Caesarea
Edukasi pada pasien-pasien sectio caesarea atau biasa disebut operasi sesar atau caesarean section dilakukan sebelum tindakan, untuk memastikan pasien tahu tentang keuntungan dan kerugian tindakan ini. Edukasi setelah tindakan ditujukan agar pasien dapat merawat diri dan bayinya dengan baik, serta menghindari timbulnya komplikasi.
Keuntungan dan Kerugian Persalinan dengan Sectio Caesarea
Untuk menolong pasien memutuskan metode melahirkan, dokter perlu menjelaskan mengenai tujuan, indikasi sectio caesarea (SC), serta keuntungan dan kerugian prosedur ini terutama dibandingkan dengan persalinan per vaginam.
Keuntungan Persalinan dengan Sectio Caesarea
Keuntungan dari persalinan dengan sectio caesarea secara elektif, antara lain:
- Orang tua mengetahui tanggal lahir bayi dengan lebih pasti, sehingga persiapan kelahiran lebih baik
- Dalam beberapa kasus, dapat bermanfaat mengurangi risiko pada bayi, seperti infeksi human immunodeficiency virus (HIV)
- Mencegah kelahiran postterm
- Mengurangi trauma pelvis atau jalan lahir baik pada ibu atau fetus[3,9]
Kerugian Persalinan dengan Sectio Caesarea
Meskipun sering dilakukan di Indonesia, sectio caesarea (SC) tetap merupakan operasi mayor, dan memiliki risiko yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan persalinan per vaginam, antara lain:
- SC dihubungkan komplikasi yang lebih tinggi dibanding persalinan per vaginam. Contoh komplikasi, seperti tingkat cedera pada organ di abdomen, misalnya di vesica urinaria, usus, dan pembuluh darah, terjadinya infeksi, misalnya pada bekas luka, uterus, atau traktus urinarius, serta kejadian tromboemboli
- Proses pemulihan lebih lama dibandingkan persalinan per vaginam
- Risiko pada kehamilan berikutnya, seperti SC ulang, adhesi, plasentasi abnormal, dan sebagainya
Informed Consent Tindakan Sectio Caesarea
Sebelum SC dapat dikerjakan, tentu diperlukan persetujuan pasien baik secara lisan maupun tertulis. Persetujuan pasien diperoleh dengan memakai informed consent, yang menjelaskan mengenai indikasi dilakukannya SC pada pasien tersebut, persiapan yang harus dilakukan, dan risiko terkait operasi SC. Keputusan untuk melakukan SC sebaiknya merupakan keputusan yang dibuat bersama oleh dokter dan pasien.[3,8]
Penjelasan mengenai prosedur yang akan dijalani juga diperlukan, seperti pemilihan anestesi dan risiko terkait, lokasi dilakukan insisi pada abdomen dan uterus, serta kemungkinan yang diperlukan saat mengeluarkan bayi, seperti forceps ataupun vakum. Risiko kemungkinan dilakukan tindakan lain intraoperatif, seperti histerektomi, juga sebaiknya dijelaskan.[3,8]
Perawatan Pasca Operasi dan Monitoring
Perawatan pasca operasi meliputi cara menjaga kebersihan luka dan menjaga luka agar tetap kering. Pasien juga perlu diedukasi untuk menghindari sanggama selama 4–6 minggu pascaoperasi.[3,8]
Pasien dapat dipulangkan dalam 3 hari pasca operasi, bila tidak terdapat komplikasi. Pasien perlu istirahat selama pemulihan, dan dapat bekerja kembali setelah 6 minggu. Pada 1 minggu pertama, wajar jika muncul keluhan, seperti nyeri perut ringan, perdarahan ringan, keluar cairan kekuningan per vaginam, dan nyeri sekitar luka operasi.[3,8]
Kunjungan kembali ke dokter dapat dilakukan 4-6 minggu pasca operasi apabila tidak terdapat tanda komplikasi. Jika terdapat tanda-tanda komplikasi, pasien perlu diedukasi untuk segera mengunjungi fasilitas kesehatan.[3,8]
Beberapa kemungkinan komplikasi, antara lain :
Endometriosis, ditandai dengan perdarahan hebat dan/atau perdarahan per vaginam ireguler
- Masalah pada traktus urinarius, seperti inkontinensia stress, infeksi saluran kemih, retensio urin memanjang, atau trauma traktus urinarius
- Gejala tromboemboli pada kaki atau toraks
- Luka operasi basah, berdarah, kemerahan, bengkak, nyeri dengan intensitas terus bertambah
- Demam[1,3,8,9]
Konseling Vaginal Birth After Caesarean Delivery
Saat ini, bukti klinis telah menunjukkan bahwa pasien dengan riwayat SC dapat mencoba persalinan per vaginam untuk persalinan berikutnya, atau dikenal dengan vaginal birth after caesarean delivery (VBAC). Wanita yang memilih VBAC akan menjalani trial of labor after a cesarean birth (TOLAC). Sebanyak 60–80% wanita berhasil melakukan VBAC.
Keputusan untuk melakukan TOLAC perlu didasarkan setelah konseling dengan dokter spesialis kandungan. Karakteristik maternal dan riwayat obstetri dapat menolong memperkirakan tingkat kesuksesan TOLAC, serta risiko ruptur uteri.[21]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra