Indikasi Vakum Ekstraksi
Indikasi dilakukannya vakum ekstraksi mencakup adanya perubahan denyut jantung janin atau ibu yang kelelahan dan kesulitan mengejan. Secara garis besar, indikasi vakum ekstraksi dapat dibagi menjadi indikasi fetal dan indikasi maternal. Indikasi maternal antara lain kala II memanjang, serta ibu yang kelelahan karena kala II memanjang atau nyeri. Indikasi fetal antara lain adanya perubahan pada denyut jantung janin yang mengarah pada gawat janin.[1,3,4]
Indikasi Maternal
Vakum ekstraksi dilakukan pada serviks yang sudah mengalami bukaan lengkap dan sudah dipastikan bisa melakukan persalinan normal. Tujuan digunakannya vakum ekstraksi adalah untuk mempercepat atau membantu persalinan normal, seperti pada kasus kala II memanjang atau ibu yang kelelahan akibat mengejan atau nyeri.
Vakum ekstraksi juga bisa dilakukan jika ada target memendekkan waktu persalinan karena alasan maternal, seperti pada ibu yang mengalami kelainan kardiovaskular atau neurologis. Selain itu, kondisi lain seperti adanya hipertensi, myasthenia gravis, dan cedera saraf spinal juga dapat menjadi indikasi maternal untuk dilakukan vakum ekstraksi.[1,3,4,5]
Kelelahan pada Ibu
Vakum ekstraksi dapat dilakukan ketika ibu sudah kelelahan dan tidak bisa mengejan, termasuk ketika ibu kelelahan karena kesakitan.[3,5]
Kala II Memanjang
Dalam beberapa tahun terakhir, persalinan tanpa nyeri dengan menggunakan anestesi seringkali digunakan, hal ini menyebabkan kriteria kala II memanjang menjadi berbeda. Pada persalinan normal, waktu yang dibutuhkan pada kala II adalah 3-4 jam pada primipara, dan 2-3 jam pada multipara. Pada persalinan tanpa nyeri atau dengan anestesi, waktu 2 jam pada primipara dan 1 jam pada multipara sudah dianggap sebagai kala II memanjang.[3,5]
Indikasi Fetal
Indikasi fetal untuk melakukan vakum ekstraksi meliputi distres fetal, seperti variabilitas detak jantung janin yang menurun, deselerasi jantung janin yang persisten, atau penurunan akselerasi jantung janin. Selain itu, kondisi fetal non-reassuring juga menjadi indikasi, seperti ketuban pecah dini dengan mekonium di dalam cairan ketuban, serta adanya gangguan plasenta yang memengaruhi kesehatan janin.[3,5]
Perhatian Khusus
Beberapa kondisi yang disyaratkan untuk persalinan dengan vakum ekstraksi yaitu:
- Pembukaan serviks lengkap
- Ketuban telah pecah atau dipecahkan terlebih dahulu
- Kepala janin sudah turun dan presentasi janin adalah kepala
- Pemeriksaan panggul menunjukkan panggul cukup untuk persalinan per vaginam
- Kandung kemih ibu sudah kosong
- Pasien setuju dengan tindakan
- Adanya fasilitas tingkat lanjut seperti ruang operasi untuk sectio caesarea jika diperlukan[1,2]
Keuntungan dari tindakan vakum ekstraksi bagi ibu adalah dapat menghindari komplikasi dari sectio caesarea, seperti infeksi luka. Selain itu, pada tindakan vakum ekstraksi harus dipastikan adanya dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang kompeten serta menguasai teknik vakum ekstraksi.
Pasien juga harus diinformasikan bahwa jika tindakan vakum ekstraksi gagal, maka kemungkinan akan dilakukan operasi sectio caesarea. Pastikan juga ruang operasi darurat, ahli anestesi, dokter spesialis anak dan tim resusitasi bayi siap jika terjadi kegawatdaruratan selama tindakan.[3-5]