Pedoman Klinis Vakum Ekstraksi
Pedoman klinis vakum ekstraksi mencakup mencakup pemilihan pasien yang sesuai, evaluasi teliti terhadap indikasi dan kontraindikasi, serta persiapan yang cermat sebelum prosedur. Langkah-langkah teknis yang tepat selama prosedur harus diikuti untuk mengurangi risiko komplikasi, termasuk pemilihan ukuran cup yang sesuai, penggunaan teknik ekstraksi yang tepat, dan pengawasan terhadap kondisi maternal dan fetal.[1-3]
Indikasi yang Tepat
Vakum ekstraksi sebaiknya hanya dilakukan jika ada indikasi yang jelas, seperti adanya kelainan detak jantung janin, kelelahan ibu, atau kesulitan persalinan progresif yang tidak bisa diatasi dengan metode lain. Sebelum melakukan vakum ekstraksi, perlu dilakukan evaluasi matang terhadap kondisi ibu dan janin, seperti posisi, presentasi, dan status kesehatan janin, serta kemampuan ibu untuk mengatasi prosedur tersebut.[1-3]
Penggunaan Alat
Pemilihan alat vakum yang sesuai sangat penting. Alat harus steril, serta dirancang untuk memberikan tekanan vakum yang cukup untuk membantu pengeluaran janin tanpa meningkatkan risiko komplikasi janin dan ibu.
Saat melakukan vakum ekstraksi, penting untuk menggunakan teknik yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi dan keamanan. Ini termasuk pemasangan cup vakum dengan benar pada kepala janin, penerapan gaya tarikan yang konsisten dan terarah, serta pemantauan terus-menerus terhadap respons ibu dan janin selama prosedur.[1-3]
Letakkan cup vakum pada kepala bayi. Posisikan cup dalam kondisi generator belum dinyalakan. Saat generator dinyalakan dan sudah mencapai tekanan, lakukan traksi ke arah bawah. Setelah kepala bayi muncul, secara perlahan ubah arah traksi ke atas.
Jika sudah 3 kali melakukan penarikan namun bayi belum lahir, hentikan tindakan dan pertimbangkan untuk melakukan operasi sectio caesarea segera. Jika bayi sudah lahir, lakukan tindakan resusitasi pada bayi, dan manajemen kala III pada ibu.[1-7]
Pemantauan
Selama dan setelah prosedur, perlu dilakukan pemantauan terhadap kondisi ibu dan bayi untuk mendeteksi secara dini jika terjadi komplikasi, seperti perdarahan postpartum pada ibu atau manifestasi perdarahan intrakranial pada bayi. Tim medis harus siap untuk menangani komplikasi yang mungkin terjadi selama atau setelah prosedur.[1-7]