Teknik Pulse Oximetry
Teknik dalam melakukan pemeriksaan pulse oximetry adalah dengan meletakkan alat pada jari pasien untuk mengukur saturasi oksigen. Pulse oximetry mampu mengenali perbedaan absorbansi cahaya merah (R) dan near-infrared (IR) pada hemoglobin. Oksihemoglobin (O2Hb) dapat menyerap lebih banyak cahaya IR dibandingkan deoksihemoglobin (HHb), sehingga alat dapat memperkirakan berapa saturasi oksigen pasien.[1-3]
Persiapan Pasien
Dalam situasi non-gawat darurat, setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dokter dapat menjelaskan mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan dan tujuannya. Namun pada situasi gawat darurat, dokter dan tenaga medis lainnya dapat secara simultan melakukan pemeriksaan pulse oximetry bersamaan dengan pemeriksaan lain.
Persiapan yang perlu diperhatikan adalah mengenai posisi monitor dan probe agar cahaya dapat memancar melalui detektor atau probe. Pasien harus menghapus atau membersihkan cat kuku dan bersihkan jari yang akan ditempel probe menggunakan swab alkohol. Periksa jari yang akan diperiksa apakah terdapat hiperpigmentasi berlebih. Adanya tato atau pewarnaan lain dapat memblokir cahaya ke dalam jaringan sehingga interpretasi dapat terganggu.
Pastikan juga kabel sudah terkoneksi ke monitor dengan benar. Pada tipe pulse oximetry yang lebih kecil, pastikan bagian dalam pulse oximetry sudah menempel dengan benar pada jari pasien agar input cahaya adekuat.[2]
Peralatan
Peralatan pemeriksaan pulse oximetry yaitu alat pulse oximetry portabel atau yang terkoneksi dengan monitor. Pulse oximetry pada dasarnya terdiri dari probe yang memiliki LED dan photodetector. LED akan memancarkan gelombang cahaya pada panjang gelombang tertentu, sementara photodetector akan mengukur jumlah cahaya yang ditransmisikan.[2]
Prosedural
Teknik pengukuran yang disarankan adalah melalui jari tangan atau kaki. Pengukuran pulse oximetry merupakan prosedur yang non-invasif dan dapat ditoleransi oleh hampir semua pasien.
Pada pasien yang perfusinya rendah atau kurang kooperatif, seperti terdapat gerakan ekstremitas berlebih, alternatif lain adalah pada daun telinga dan dahi. Cuping hidung dan bibir juga dapat digunakan sebagai alternatif lain.
Prosedur untuk melakukan pulse oximetry:
- Posisikan pasien
- Pilih lokasi yang akan diperiksa
- Patikan lokasi tidak memiliki hiperpigmentasi, pewarnaan seperti tato, dan kondisi kerusakan kulit seperti pada luka bakar
- Bersihkan jari atau lokasi yang akan diperiksa dengan alkohol
- Pasang probe
- Tunggu beberapa saat, kemudian baca hasil dan lakukan interpretasi[1,2]
Follow Up
Setelah sampel diambil dan hasil muncul, maka dokter dapat menjelaskan kepada pasien mengenai interpretasi hasil pemeriksaan dan kaitannya dengan kondisi atau keluhan pasien. Apabila hasil meragukan, dokter dapat mengulang pemeriksaan atau mengonfirmasi dengan analisis gas darah.[1-3]
Saturasi oksigen antara 96-100% tergolong normal. Individu yang hidup di tempat yang lebih tinggi mungkin memiliki saturasi oksigen yang lebih rendah. Oksigenasi dapat diberikan jika pasien mengalami hipoksia. Terapi oksigen disesuaikan dengan skenario klinis masing-masing pasien.
Pulse oximetry biasanya dikalibrasi pada kisaran saturasi 70-100% dengan akurasi sebesar 2-4%. Hal ini dapat diartikan bahwa di bawah angka kalibrasi, pulse oximetry cenderung tidak akurat, terutama jika dibandingkan dengan analisis gas darah arteri. Sementara itu, jika SpO2 di atas 90%, pulse oximetry memiliki akurasi yang tinggi dan dapat digunakan sebagai alternatif analisis gas darah arteri dalam hal pengukuran saturasi oksigen.[1,11]