Pendahuluan Swab Nasal
Swab nasal merupakan tindakan untuk mengambil apusan spesimen pada hidung, yang dilakukan sebagai langkah diagnostik untuk mengetahui adanya patogen infeksi. Swab nasal dapat digunakan sebagai pemeriksaan diagnostik pada penyakit saluran napas atas, termasuk influenza, rubella, pertusis dan COVID-19. Selain itu, swab nasal juga dapat digunakan untuk membantu diagnosis penyakit keganasan, seperti pada nodul paru maligna.[1-3]
Swab nasal dilakukan dengan memberi apusan lembut pada mukosa hidung. Saat pengambilan sampel, pasien umumnya dalam posisi duduk dengan kepala lurus. Posisi ini memudahkan untuk mengikuti dasar hidung yang tegak lurus dengan sumbu wajah. Pasien anak sebaiknya diposisikan duduk pada lutut orang tua mereka, dengan satu telapak tangan orang tua berada di dahi dan tangan lainnya melingkari kedua lengan.
Pada kasus dimana pasien dicurigai mengalami sakit yang sangat menular, misalnya COVID-19, personel medis harus menggunakan alat pelindung diri adekuat. Jika pasien mengalami rinorea, minta pasien untuk meniup hidung sebelum dilakukan swab nasal.[4]
Pengambilan spesimen pada swab nasal dilakukan pada mid-turbinate nasal. Sampel pada swab nasal dapat dianalisis menggunakan kultur, antigen, atau Polymerase Chain Reaction (PCR).[1,2]
Tindakan swab nasal merupakan tindakan yang relatif aman dan cukup jarang menimbulkan komplikasi bermakna. Potensi komplikasi antara lain nyeri saat pengambilan sampel, patahnya ujung apusan saat pengambilan sampel, dislokasi sendi temporomandibular, ataupun epistaksis.[5,6]