Pengawasan Klinis Palivizumab
Pengawasan klinis saat menggunakan palivizumab diperlukan terkait dengan reaksi hipersensitivitas. Sebelum pemberian dosis pertama, penting untuk menilai riwayat pasien terhadap reaksi alergi, terutama hipersensitivitas terhadap antibodi monoklonal.[5,10]
Reaksi Alergi
Selama pemberian, pasien harus dipantau untuk deteksi dini gejala reaksi alergi berat, seperti urtikaria, angioedema, atau kesulitan bernapas. Jika reaksi hipersensitivitas parah terjadi, penghentian permanen palivizumab diperlukan, dan penanganan segera dengan epinefrin atau terapi suportif lainnya harus diberikan. Reaksi ringan dapat dikelola dengan hati-hati dan palivizumab dapat dilanjutkan berdasarkan pertimbangan klinis.[5,10]
Pengawasan Perdarahan pada Populasi Berisiko
Pada bayi dan anak dengan gangguan koagulasi atau trombositopenia, injeksi intramuskular (IM) palivizumab harus dilakukan dengan perhatian. Hal ini karena adanya risiko perdarahan.
Terganggunya Akurasi Diagnosis Beberapa Pemeriksaan Penunjang
Penggunaan palivizumab juga memerlukan perhatian terhadap potensi interferensi dengan tes diagnostik Respiratory Syncytial Virus (RSV). Palivizumab dapat mempengaruhi hasil tes antigen berbasis imunologi, seperti deteksi antigen, yang dapat menyebabkan hasil negatif palsu, sehingga tidak dianjurkan untuk digunakan bersamaan dengan tes ini dalam menentukan diagnosis RSV. Tes berbasis PCR lebih dapat diandalkan karena tidak terpengaruh oleh pemberian palivizumab.[5,10]