Indikasi dan Dosis Amiodarone
Indikasi amiodarone adalah sebagai antiaritmia jantung pada kasus fibrilasi ventrikel berulang dan mengancam jiwa, serta pada takikardia ventrikel yang tidak stabil secara hemodinamik pada individu yang refrakter terhadap terapi lain.[3,10]
Rekomendasi Penggunaan Amiodarone Menurut Pedoman Klinis
Menurut 2020 American Heart Association Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitation and Emergency Cardiovascular Care, amiodarone digunakan pada kondisi berikut:
- Penggunaan amiodarone dapat dipertimbangkan pada kasus henti jantung akibat fibrilasi ventrikel (VF) dan pulseless ventricular tachycardia (VT) yang tidak berespon terhadap defibrilasi
- Amiodarone intravena dapat dipertimbangkan pada kasus wide complex tachycardia
- Amiodarone intravena dapat dipertimbangkan penggunaannya pada kasus iskemia miokard dengan VT polimorfik yang tidak memiliki gambaran pemanjangan interval QT
- Amiodarone dapat digunakan untuk rate control pada pasien penyakit kritis dengan atrial fibrilasi dengan rapid ventricular response tanpa preeksitasi[10]
Dosis Amiodarone pada Henti Jantung terkait Fibrilasi Ventrikel atau Pulseless Ventricular Tachycardia
Amiodarone dapat diberikan sebagai bagian dari resusitasi jantung paru pada individu yang tidak berespon terhadap defibrilasi. Menurut pedoman klinis American Heart Association, amiodarone dapat diberikan dalam dosis pertama 300 mg. Kemudian, pasien menjalani resusitasi dan defibrilasi sesuai algoritma henti jantung kembali. Jika belum berespon, dapat diberikan dosis kedua 150 mg.[10,14]
Wide Complex Tachycardia
Amiodarone dapat digunakan pada kasus wide complex tachycardia yang tidak berespon setelah pemberian adenosine. Contoh wide complex tachycardia adalah takikardia supraventrikular.
Untuk tujuan ini, dosis pertama amiodarone diberikan sebesar 150 mg intravena selama 10 menit. Dosis dapat diulangi sesuai kebutuhan jika terjadi rekurensi. Dosis diikuti dengan infus pemeliharaan 1 mg/menit selama 6 jam pertama.[10,15]
Ventricular Tachycardia Polimorfik
Pada kasus VT polimorfik, amiodarone dapat diberikan 50 mg IV bolus dalam 10 menit. Dosis dapat diulangi setiap 10 menit jika perlu. Dosis pemeliharaan yang direkomendasikan adalah 1 mg/menit intravena selama 6 jam, dilanjutkan dengan 0,5 mg/menit intravena selama 18 jam berikutnya. Dosis tidak melebihi 2,2 g per 24 jam.[6,10]
Dosis Konversi Oral
Selama atau setelah pemberian terapi amiodarone intravena, individu dapat dialihkan ke terapi amiodarone oral. Berikut dosis konversi oral dari amiodarone pada individu yang telah mendapatkan amiodarone intravena:
- Kurang dari 1 minggu infus IV: 800-1600 mg/ hari
- 1-3 minggu infus IV: 600-800 mg/ hari
- Lebih dari 3 minggu infus IV: 400 mg/ hari[6]
Penggunaan Amiodarone Sediaan Oral
Amiodarone sediaan oral dapat digunakan untuk pengobatan fibrilasi ventrikel rekuren dan takikardia mengancam jiwa dan tidak stabil secara hemodinamik yang berulang pada orang dewasa. Amiodarone dipilih jika pasien tidak berespon adekuat terhadap antiaritmia lain atau ketika agen alternatif tidak dapat ditoleransi.
Dosis loading yang direkomendasikan adalah 800-1600 setiap hari per oral sampai aritmia terkontrol (biasanya 1-3 minggu). Lalu, dosis dikurangi menjadi 600-800 mg/hari per oral selama 1 bulan. Selanjutnya, diberikan dosis rumatan 400 mg per oral setiap hari.[3,6]
Penggunaan pada Populasi Khusus
Penggunaan amiodarone memerlukan perhatian khusus dan penyesuaian dosis pada populasi geriatri, terutama dengan komorbiditas multipel. Populasi geriatri memiliki klirens obat yang lebih rendah, waktu paruh obat yang lebih lama, serta risiko tinggi memiliki penurunan fungsi jantung, hepar, renal, dan penyakit penyerta lainnya.
Apabila terapi amiodarone diperlukan pada populasi geriatri, maka harus diberikan dosis efektif minimum. Lakukan pemantauan rutin fungsi hepar dan tiroid, pemantauan toksisitas amiodarone, serta konsultasi dengan ahli jantung.[3,5,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Edwin Wijaya
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta