Pendahuluan Clonidine
Clonidine atau klonidin adalah obat antihipertensi golongan penghambat reseptor alfa agonis kerja sentral. Selain untuk hipertensi, clonidine juga digunakan untuk obat, analgesik nyeri kanker, profilaksis migraine, menopausal flushing, dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).[1,2]
Efek terapi clonidine adalah agonist alpha-2 adrenoceptors, yang berefek menurunkan tekanan darah, sedasi, dan hiperpolarisasi saraf. Indikasi utama obat ini adalah menurunkan resistensi perifer dan tekanan darah pada penderita hipertensi. Efek samping yang dipengaruhi oleh dosis di antaranya mulut kering, mengantuk, pusing, konstipasi, dan sedasi.[1,2,6]
Clonidine merupakan derivat dari imidazoline, berupa bubuk kristal yang berwarna putih, dapat larut pada air dan etanol, sedikit larut pada kloroform, dan tidak dapat larut pada eter.[1]
Sinonim: klonidin
Rumus kimia: 2,6-dichloro-N-2-imidazolidinylidene-benzenamine hydrochloride
Formula molekul: C9H9N3Cl2.HCl [8]
TABEL 1. Deskripsi Singkat Clonidine
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat kardiovaskuler |
Subkelas | Antihipertensi, penghambat reseptor alpha agonist[3] |
Akses | Resep |
Wanita hamil | FDA: Kategori C[1,3] TGA: Kategori B3[3] |
Wanita menyusui | Diekskresikan ke dalam ASI[3] |
Anak-anak | Tidak direkomendasikan untuk anak <6 tahun[5,6] |
Infant | Tidak direkomendasikan[5,6] |
FDA | Approved |
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini