Pengawasan Klinis Labetalol
Pengawasan yang perlu dilakukan pada pasien yang mendapat labetalol adalah pengawasan tekanan darah untuk penyesuaian dosis labetalol dalam penanganan hipertensi. Target tekanan darah harus ditentukan, dan penyesuaian dosis labetalol atau penambahan obat lain perlu dipertimbangkan jika target tekanan darah belum tercapai.[3,4,6]
Pengawasan Tekanan Darah
Pada penggunaan labetalol untuk penanganan hipertensi, lakukan pengawasan tekanan darah secara rutin setiap bulan. Jika tekanan darah belum mencapai target, maka pertimbangkan penambahan dosis labetalol atau penambahan jenis obat antihipertensi lainnya.[3,6]
Pemantauan Denyut Jantung
Labetalol dapat menyebabkan penurunan denyut jantung. Lakukan pemantauan gejala bradikardia, seperti pusing dan sinkop. Pengawasan lebih ketat diperlukan pada pasien dengan risiko tinggi bradikardia, seperti mereka yang menggunakan obat-obatan lain yang memperlambat denyut jantung atau pasien dengan gangguan konduksi jantung.[3,4,6]
Elektrokardiogram (EKG)
Pada pasien yang mendapat terapi jangka panjang, EKG sebaiknya dilakukan pada awal terapi dan secara periodik selama terapi. Pengawasan diperlukan untuk mendeteksi munculnya aritmia dan gangguan jantung, terutama pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular.[3,4,6]
Fungsi Hati
Labetalol dapat menyebabkan cedera hepar. Pada penggunaan jangka panjang, lakukan pengawasan fungsi hati, seperti pemeriksaan laboratorium enzim hati dan gejala hepatotoksisitas seperti ikterus dan hepatomegali.[3,4,6]
Fungsi Ginjal
Meskipun jarang, labetalol dapat mempengaruhi fungsi ginjal, terutama pada pasien dengan penyakit ginjal sebelumnya. Lakukan pemeriksaan fungsi ginjal, seperti kadar kreatinin, sebelum terapi dan secara periodik selanjutnya.[3,4,6]