Indikasi dan Dosis Ipratropium Bromida
Indikasi ipratropium bromida adalah untuk terapi maintenance pada pasien penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Obat ini bukan ditujukan sebagai rescue therapy saat serangan bronkospasme akut. Dosis ipratropium bromida disesuaikan dengan bentuk sediaannya, yaitu cairan nebulizer atau inhaler.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Untuk pasien dewasa maupun lanjut usia yang mengalami PPOK, ipratropium bromida dalam bentuk cairan nebulizer dapat diberikan dengan dosis 250–500 µg sebanyak 3–4 kali sehari, tidak melebihi 2 mg. Obat ini bukan ditujukan sebagai rescue therapy saat serangan bronkospasme akut.[6,11]
Untuk sediaan inhaler, orang dewasa dan lanjut usia bisa memakai 1 dosis inhalasi sebanyak 3–4 kali per hari. Penggunaan inhalasi lebih dari yang ditentukan masih memungkinkan asalkan tidak melebihi 12 kali inhalasi dalam 24 jam.[4,7]
Asma
Penggunaan ipratropium bromida untuk asma masih bersifat off-label. Penggunaan ini didasarkan pada beberapa studi yang menunjukkan bahwa penggunaan ipratropium bromida pada anak dengan serangan asma akut menunjukkan perbaikan eksaserbasi ringan, menengah, hingga berat.[4,7,12,13]
Namun, efek klinis terbaik yang diberikan oleh ipratropium bromida hanya berada pada 2 jam awal setelah pemberian obat pada asma eksaserbasi berat. Oleh karena itu, perlu tambahan obat seperti agonis beta-2 untuk mendapatkan efek klinis terbaik bila menghadapi kondisi tersebut.[4,7,12,13]
Pada anak usia 6–12 tahun, berikan dosis 250 µg dengan total dosis harian 1 mg. Pada anak usia 0–5 tahun, obat ini diberikan hanya pada kasus asma akut. Dosis yang dapat diberikan adalah 125–250 µg dengan total dosis harian 1 mg. Pemberian yang kedua sebaiknya dilakukan tidak kurang dari 6 jam setelah pemberian obat pertama.[6,11]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur