Kontraindikasi dan Peringatan Ipratropium Bromida
Kontraindikasi ipratropium bromida adalah pasien yang mendapatkan obat golongan atropine dan turunannya. Peringatan khusus juga perlu diperhatikan terkait risiko bronkospasme paradoksikal pada penggunaan ipratropium bersama salbutamol.
Kontraindikasi
Ipratropium bromida dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat hipersensitivitas terhadap ipratropium bromida. Obat ini juga dikontraindikasikan pada penggunaan bersama obat golongan atropin dan turunannya, pada pasien kardiomiopati, dan pada pasien takiaritmia.[4,7]
Peringatan
Ipratropium bromida mungkin meningkatkan kejadian glaukoma, nyeri mata, midriasis, peningkatan tekanan intraokular, infark miokard, penyakit jantung iskemik, aritmia, penyakit kardiovaskular atau jantung organik berat, hipotiroid, feokromositoma, hipertrofi prostat atau obstruksi kandung kemih, hipokalemia, cystic fibrosis, gangguan motilitas saluran cerna, hingga dispnea.[7]
Penggunaan pada dosis tinggi dapat menyebabkan nekrosis jantung. Selain itu, obat ini juga tidak dianjurkan untuk digunakan pada trimester pertama kehamilan. Penggunaan ipratropium bromida yang dikombinasikan dengan salbutamol juga harus berhati-hati karena adanya risiko bronkospasme paradoksikal.[7]
Bronkospasme Paradoksikal
Penggunaan obat harus dihentikan segera bila kondisi ini terjadi. Kondisi ini biasanya ditemukan pada penggunaan tabung inhaler yang baru pertama kali dibuka.[4,7]
Gangguan Kardiovaskular
Jangan melebihi dosis ipratropium bromida yang sudah dianjurkan. Pada pasien asma, penggunaan obat simpatomimetik inhalasi yang berlebih dilaporkan bisa menyebabkan gangguan kardiovaskular hingga kematian. Penyebabnya masih belum diketahui, tetapi diduga terjadi karena henti jantung akibat perjalanan dari asma eksaserbasi akut yang memberat dan kondisi hipoksia yang menyertai.[4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur