Etiologi Herpes Zoster
Etiologi herpes zoster adalah reaktivasi infeksi virus varicella zoster (VVZ). Virus ini termasuk ke dalam genus alpha herpesviridae dan dapat menyebabkan dua jenis infeksi yang berbeda yaitu varicella (cacar air), karena adanya infeksi primer, dan herpes zoster (cacar ular) yang disebabkan oleh reaktivasi VVZ yang laten.[1,6]
Etiologi
Virus varicella zoster (VVZ) merupakan virus neurotropik yang memiliki kurang lebih 125.000 pasang basa pada double–stranded DNA yang linear. Pada nukleokapsid, virus ini memiliki 162 kapsomer. VVZ diketahui hanya menginfeksi sel manusia, seperti sel epitel, sel T limfosit, serta sel ganglion.
Infeksi primer VVZ akan menyebabkan varicella atau cacar air. Virus yang berdiam secara laten pada ganglia dorsalis radiks saraf dapat mengalami reaktivasi dan menyebabkan infeksi ulang yang bermanifestasi sebagai herpes zoster.[1,6]
Transmisi
Orang dengan herpes zoster dapat menyebarkan VZV kepada mereka yang belum pernah menderita varicella dan belum pernah menerima vaksin varicella. Varicella zoster dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi herpes zoster yang aktif. Lesi dianggap tidak menular setelah pengerasan kulit.[13]
Faktor Risiko
Sebuah meta analisis yang mengevaluasi hasil dari 88 studi dengan total hampir 3,8 juta sampel mencoba menganalisis faktor risiko herpes zoster. Faktor yang ditemukan meningkatkan risiko secara signifikan adalah:
- Imunodefisiensi, misalnya akibat HIV atau malignansi
- Transplantasi organ seperti transplantasi hati, transplantasi ginjal atau transplantasi sumsum tulang
- Riwayat keluarga dengan herpes zoster
- Trauma fisik
- Usia lebih tua, di atas 50 tahun
- Stres psikologis
- Komorbiditas seperti diabetes, rheumatoid arthritis, lupus eritematosus sistemik, dan inflammatory bowel disease[8]
Usia
Usia adalah faktor risiko paling signifikan untuk perkembangan herpes zoster. 20% kasus terjadi antara usia 50-59 dan 40% kasus terjadi pada orang berusia minimal 60 tahun.[11,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani