Edukasi dan Promosi Kesehatan Sifilis
Edukasi dan promosi kesehatan pada sifilis penting untuk memastikan terapi adekuat dan mencegah penularan, sehingga diharapkan kasus sifilis tidak sampai menyebabkan komplikasi seperti neurosifilis dan aneurisma aorta. Selain itu, perlu juga disampaikan edukasi mengenai perilaku seksual yang sehat, termasuk pentingnya penggunaan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan seksual.[3,18]
Edukasi Pasien
Lakukan edukasi pasien mengenai pengobatan, penularan, dan risiko komplikasi sifilis. Penting untuk menginformasikan pada pasien untuk menjalani pengobatan secara disiplin agar terapi adekuat.
Cara Penularan
Jelaskan pada pasien mengenai apa itu sifilis dan cara penularannya. Sampaikan bahwa kebanyakan kasus sifilis ditularkan melalui hubungan seksual (infeksi menular seksual/IMS). Maka dari itu, pasien harus dijelaskan mengenai perilaku seksual yang sehat, termasuk pentingnya penggunaan kondom. Hal ini terutama sangat penting apabila pasien adalah pekerja seks atau populasi lelaki seks dengan lelaki.
Kepatuhan Terapi
Terapi adekuat sangat penting untuk mencegah penyebaran dan komplikasi sifilis. Tekankan pentingnya kepatuhan terapi, dan minta pasien mengonsumsi regimen antibiotik hingga selesai.
Pasangan Seksual
Pada pasien dengan sifilis perlu diinfokan untuk memberi informasi pada pasangan seksualnya mengenai diagnosis sifilis yang didapat pasien. Profilaksis antibiotik disarankan pada individu yang memiliki kontak seksual dengan pasangan yang positif sifilis pada stadium primer, sekunder, atau laten awal dalam 90 hari pertama.
Risiko Koinfeksi
Lakukan juga edukasi mengenai kemungkinan koinfeksi dengan IMS lainnya. Anjurkan pasien untuk juga melakukan pemeriksaan atau screening IMS lain, seperti HIV, gonorrhea dan limfogranuloma venereum.[3,18]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan dan pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan meningkatkan edukasi masyarakat terkait perilaku seksual yang aman, misalnya menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan. Edukasi masyarakat ini penting terutama pada populasi kunci, seperti pekerja seks, pelanggan pekerja seks, dan lelaki seks dengan lelaki.
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit sifilis serupa dengan infeksi menular seksual (IMS) lainnya, yakni mencakup:
- Promosi perilaku seksual yang aman
- Memprogramkan peningkatan penggunaan kondom di masyarakat
- Peningkatan perilaku upaya mencari pengobatan
- Pengintergrasian upaya pencegahan dan perawatan IMS ke dalam upaya pelayanan kesehatan dasar
- Menyediakan pelayanan khusus terhadap kelompok berisiko tinggi, seperti misalnya para wanita dan pria penjaja seks
- Deteksi dini terhadap infeksi yang bersifat simtomatik maupun asimtomatik[1,3,18]
Penulisan pertama oleh: dr. Ricky Dosan