Prognosis Sifilis
Prognosis sifilis bervariasi tergantung pada stadium yang dialami pasien, yakni mulai dari gejala minimal pada sifilis primer hingga morbiditas berat pada sifilis tersier. Komplikasi berupa meningitis dan aneurisma aorta merupakan penyebab kematian tersering pada sifilis.[1,3,5]
Komplikasi
Pada sifilis sekunder, dapat terjadi komplikasi berupa vaskulitis yang luas yang dapat menyebabkan hepatitis, iritis, nefritis, dan gangguan neurovaskular seperti sifilis meningovaskular dini.
Neurosifilis dapat bermanifestasi sebagai meningitis, stroke, palsy nervus kranial, dementia, dan paresis general.
Sifilis kardiovaskular dapat menyebabkan aneurisma pada aorta ascendens, gagal jantung, stenosis ostial koroner, dan nekrosis aorta medial.[1,3]
Komplikasi dari tata laksana dapat berupa reaksi Jarisch-Herxheimer yang ditandai dengan demam, myalgia, dan athralgia yang muncul pada sifilis primer atau sekunder.[3,15]
Prognosis
Dilaporkan sebanyak 20% pasien sifilis tersier yang tidak diterapi meninggal. Tetapi dengan terapi yang adekuat, 90% pasien neurosifilis berespon baik secara klinis. Sekitar 30% pasien yang tidak diterapi akan mengalami komplikasi pada fase tersier, dimana 10% mengalami sifilis kardiovaskular, 6% neurosifilis, dan 16% sifilis gummatosa.[1]
Sifilis kongenital dapat menyebabkan abortus dan sekitar 50% kasus mengalami kematian intrauterin atau kematian segera setelah lahir. Kematian neonatus dengan sifilis umumnya disebabkan oleh perdarahan paru, superinfeksi bakteri, atau hepatitis fulminan.[1,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Ricky Dosan