Prognosis Pellagra
Prognosis pellagra berkaitan erat dengan tingkat keparahan defisiensi vitamin B3 atau niacin dari temuan klinis dan ketepatan pemberian terapi pada pasien pellagra. Kematian dapat terjadi akibat kegagalan multiorgan yang berkaitan dengan defisiensi vitamin dan asam amino esensial. Selain itu, malnutrisi dan gejala neuropsikiatri seringkali ditemukan sebagai komplikasi dari pellagra.[5,12]
Komplikasi
Pasien dapat mengalami demensia, ditandai dengan kebingungan, kehilangan memori, dan disorientasi. Gejala psikiatrik seperti depresi, kecemasan, psikosis, dan halusinasi juga sering terjadi.
Selain itu, komplikasi gastrointestinal juga umum terjadi pada penderita pellagra. Diare yang persisten dapat menyebabkan dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit, yang jika tidak ditangani, dapat mengancam jiwa. Anoreksia, nyeri perut, dan malabsorpsi nutrisi juga sering ditemukan, yang berkontribusi pada status gizi yang semakin buruk dan memperparah defisiensi vitamin dan mineral lainnya.
Komplikasi kulit pada pellagra mencakup dermatitis fotosensitif yang memburuk dengan paparan sinar matahari. Lesi kulit ini awalnya muncul sebagai ruam merah yang simetris, biasanya di daerah yang terpapar sinar matahari, dan dapat berkembang menjadi hiperpigmentasi, penebalan, dan pengerasan kulit. Infeksi sekunder pada lesi kulit juga dapat terjadi.
Pellagra juga dapat menyebabkan kematian akibat komplikasi infeksi atau kegagalan organ multipel. Oleh karena itu, diagnosis dini dan intervensi nutrisi yang tepat sangat penting untuk mencegah perkembangan komplikasi yang parah.[4,5,12]
Prognosis
Pasien pellagra yang tidak sesegera mungkin mendapatkan pengobatan akan menyebabkan penyakit pellagra semakin berkembang dan akhirnya menyebabkan kematian. Kasus kematian pada penyakit pellagra dapat terjadi sebagai komplikasi dari malnutrisi yang parah yang berkelanjutan akibat kurangnya asupan makanan atau diare terus-menerus, kondisi infeksi yang tidak ditangani, maupun adanya gangguan neurologis.[5,12]
Kematian pada pellagra dapat terjadi dalam waktu 4 hingga 5 tahun jika tidak diobati secara berkelanjutan. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pellagra merupakan penyebab kematian yang tersebar luas hingga awal abad ke-20. Fortifikasi tepung dengan niacin telah membantu pemberantasan defisiensi niacin di negara-negara maju. Namun, banyak laporan yang menunjukkan bahwa terdapat banyak kasus pellagra yang tidak terdiagnosis dan tidak mendapatkan penanganan.[4,12,21]