Pendahuluan Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) merupakan penyakit metabolik yang kronik progresif, berupa hiperglikemia akibat resistensi insulin, sekresi insulin yang tidak adekuat, serta ekskresi glukagon yang tidak normal. Penyakit ini berhubungan erat dengan faktor risiko usia, obesitas, sedentary lifestyle, dan keturunan.[1,2]
Estimasi prevalensi global untuk DM tipe 2 adalah 9,3% pada orang dewasa dan terus mengalami peningkatan pada anak, pasien obesitas dan lansia. Prevalensi DM tipe 2 pada seluruh pasien diabetes mencapai 90%. Sedangkan komplikasi yang terjadi akibat DM tipe 2 merupakan penyebab kematian utama akibat penyakit ini.[3,6,14]
Diagnosis DM tipe 2 ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit, keluhan, gejala, tanda klinis, kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam post-prandial, hemoglobin A1c (HbA1c), tes antibodi, serta C-peptide untuk membedakan dengan diabetes mellitus tipe 1. Standar baku diagnosis DM tipe 2 di Indonesia adalah pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1c.[1,2,20]
Tujuan penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) adalah mengontrol kadar gula darah untuk mencegah terjadinya komplikasi, serta berupaya agar penderita dapat beraktifitas dan kerja seperti orang normal pada umumnya. Penatalaksanaan DM tipe 2 meliputi pemberian obat hipoglikemik oral (OHO), seperti metformin, atau kombinasi terapi dengan insulin eksogen, diet ketat, olahraga teratur, memperbaiki gaya hidup, self-monitoring gula darah harian, dan follow-up teratur.[1,2,3]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH