Pendahuluan Gastroenteritis
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan buang air besar encer sebanyak >3 kali dalam waktu 24 jam. Gastroenteritis yang terjadi dalam waktu kurang dari 14 hari disebut akut, dan jika lebih dari 30 hari maka disebut kronis. Feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam, dan tanda-tanda dehidrasi.[1,2]
Pada gastroenteritis akibat virus, biasanya masa inkubasi tergolong pendek (20 - 60 jam), durasi yang pendek (12 - 60 jam), dan frekuensi muntah yang tinggi, termasuk diare. Gastroenteritis viral akut biasanya self-limited dan dapat diterapi dengan penggantian cairan dan nutrisi berkelanjutan. Tidak ada terapi spesifik yang tersedia saat ini atau agen farmakologi yang diberikan. Agen farmakologi yang digunakan adalah terapi tambahan. Pasien dengan dehidrasi berat membutuhkan resusitasi cairan.[3]
Gambar: Ilustrasi 3D dari Rotavirus, patogen utama penyebab gastroenteritis.
Penyebab gastroenteritis antara lain infeksi, malabsorbsi, keracunan atau alergi makanan, dan psikologis penderita. The most typical cause of gastroenteritis among children 5 years old or younger is rotavirus. Infeksi akibat bakteri Entamoeba histolytica disebut disentri, Giardia lamblia disebut giardiasis, sedangkan Vibrio cholerae disebut kolera.[1]
Gastroenteritis (GE) adalah peradangan mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan buang air besar encer sebanyak >3 kali dalam waktu 24 jam. Gastroenteritis yang terjadi dalam waktu kurang dari 14 hari disebut akut, dan jika lebih dari 30 hari maka disebut kronis.[1]
Prognosis gastroenteritis biasanya baik, tetapi bisa menjadi fatal jika pasien jatuh ke dehidrasi berat yang tidak ditangani dengan baik. Pencegahan gastroenteritis dititikberatkan kepada edukasi kepada masyarakat untuk menjaga sanitasi dan kebersihan air, serta makanan dan minuman yang dikonsumsi. Vaksinasi rotavirus, terutama pada anak-anak, adalah komponen penting pencegahan diare pada anak.[4]