Pendahuluan Trombositopenia
Trombositopenia merupakan kondisi trombosit dalam darah yang kurang dari 150.000 sel/µL. Nilai normal trombosit pada orang dewasa adalah 150.000‒400.000 sel/µL. Gejala dan tanda klinis dapat ringan dan asimptomatik seperti pada gestasional trombositopenia, hingga perdarahan atau trombosis yang dapat mengancam jiwa seperti heparin-induced thrombocytopenia (HIT).[1,2]
Trombositopenia dapat disebabkan oleh berbagai keadaan, antara lain autoimmune disorder seperti lupus eritematosus sistemik dan immune thrombocytopenic purpura (ITP), infeksi seperti demam dengue dan malaria, systemic inflammation responses syndrome (SIRS), kanker, vaksin COVID-19 AstraZeneca, dan sirosis hepar.[1,2]
Trombositopenia juga dapat disebabkan oleh konsumsi obat-obat yang dapat menginduksi penurunan kadar trombosit, seperti sitostatika (busulfan), antibiotik (trimethoprim-sulfamethoxazole dan penisilin), diuretik (thiazide), obat antiinflamasi nonsteroid atau OAINS (ibuprofen), dan heparin. Trombositopenia jenis ini biasa dikenal dengan drug-induced trombositopenia.[1,2]
Khusus di Indonesia, trombositopenia sering dikaitkan dengan infeksi demam dengue dan malaria. Terdapat hubungan antara derajat trombositopenia dengan beratnya gejala malaria, serta hubungan antara status hasil uji antigen non struktural (NS1) positif dengan kejadian trombositopenia pada pasien yang didiagnosis demam dengue.[3,4]
Trombositopenia dapat asimptomatik atau simptomatik. Pemeriksaan fisik untuk mendiagnosa trombositopenia harus difokuskan pada ada tidaknya tanda-tanda perdarahan, khususnya pada kulit dan selaput lendir mulut, karena pada keadaan ini akan diperlukan evaluasi dan terapi yang segera.[5]
Manifestasi klinis perdarahan yang utama adalah petechiae, epistaksis, perdarahan pada gusi dan mukosa rongga mulut, serta hematuria maupun hematochezia. Risiko perdarahan juga meningkat seiring bertambahnya usia.[2,6,7]
Diagnosis trombositopenia dapat ditegakkan bila pada pemeriksaan darah ditemui jumlah trombosit kurang dari 150.000 sel/µL. Trombosit merupakan salah satu komponen darah yang berbentuk fragmen kecil dengan ukuran 2‒4 µm, yang dibentuk dari megakariosit pada sumsum tulang belakang. Trombosit berfungsi sangat penting untuk menutup kerusakan pembuluh darah. Trombosit juga akan bergabung dengan sel endotel untuk membentuk membran sel endotel tambahan.[1,2,8]
Dokter harus bisa membedakan penyebab yang mendasari trombositopenia sehingga dapat menentukan risiko perdarahan, trombosis dan komplikasi potensial lainnya.[2,9,10]
Penatalaksanaan trombositopenia meliputi pemberian komponen darah trombosit pekat (concentrate platelets) dan penatalaksanaan underlying disease. Pemberian transfusi trombosit biasanya hanya dilakukan pada pasien dengan perdarahan yang aktif, tetapi tidak efektif pada pasien trombositopenia yang disebabkan oleh destruksi trombosit yang cepat.[1,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini