Edukasi dan Promosi Kesehatan Trombositopenia
Edukasi dan promosi kesehatan terkait trombositopenia meliputi pemberian informasi mengenai tanda dan gejala yang memerlukan memeriksakan diri ke dokter segera. Tanda itu termasuk perdarahan seperti mimisan (epistaksis), keluhan bintik merah seperti tusukan peniti pada kulit (petechiae), mudah memar, atau perdarahan pada mukosa mulut dan gusi tanpa penyebab yang pasti.[2]
Perlu juga edukasi mengenai kondisi yang dapat mengancam jiwa seperti pada Heparin-induced thrombocytopenia (HIT) juga kondisi yang fisiologis seperti trombositopenia gestasional pada 5‒10% wanita hamil. Di Indonesia demam dengue dan malaria merupakan 2 penyakit paling sering yang menyebabkan kondisi demam disertai trombositopenia.[2]
Edukasi Pasien
Dalam memberikan edukasi kepada pasien, dokter perlu menjelaskan secara rinci mengenai fungsi trombosit di dalam tubuh, penyebab trombositopenia, tanda dan gejala yang menyertai, serta penatalaksanaan sesuai penyakit yang mendasari. Perlu diberikan informasi mengenai penyebab umum trombositopenia, seperti gangguan hepar, penyakit autoimun, penyakit infeksi, kondisi kritis, trauma, maupun kondisi pemulihan pasca operasi.
Pasien juga perlu menerima edukasi mengenai gaya hidup yang sehat dengan tidak mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Pasien trombositopenia sebaiknya mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat seperti sayur-sayuran, kacang-kacangan, ikan, serta daging untuk mencegah defisiensi asam folat yang dapat menyebabkan kondisi trombositopenia.[2]
Kehamilan
Dalam situasi ketika trombositopenia ditemukan selama kehamilan, dan semua penyebab lain telah disingkirkan, perlu dijelaskan pada ibu hamil bahwa sekitar 5-10% dari kehamilan dapat menyebabkan kondisi trombositopenia gestasional yang fisiologis. Kondisi tersebut juga bersifat asimtomatik dan dapat sembuh secara spontan setelah persalinan tanpa disertai risiko perdarahan atau komplikasi pada janin.[15,19]
Fatigue
Pasien perlu diberikan edukasi bahwa kelelahan mungkin dapat merupakan gejala yang tipikal pada trombositopenia. Karena kelelahan dapat memiliki pengaruh negatif pada kualitas hidup, pasien perlu diberi tahu tentang cara mendeteksinya.
Pada kasus immune thrombocytopenia purpura (ITP), pasien melaporkan kelelahan sebagai gejala umum. Gejala kelelahan mungkin berkorelasi dengan tingkat trombositopenia, tetapi dapat juga terjadi pada kondisi penurunan jumlah trombosit yang signifikan. Dalam studi tahun 2021 yang melibatkan 1.507 pasien dengan ITP, lebih dari setengah pasien melaporkan bahwa kelelahan adalah gejala yang paling ingin segera diatasi.[34]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Trombositopenia dapat dicegah dengan pola makan sesuai kebutuhan nutrisi tubuh terutama konsumsi makanan yang mengandung asam folat. Kondisi trombositopenia juga dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obatan secara bebas, serta mencegah terjadinya penyakit infeksi.
Namun lain halnya jika penyebab trombositopenia adalah penyakit autoimun, diagnosa dini perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi. Penderita penyakit yang dapat menyebabkan trombositopenia harus segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut.[2,18]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini