Pendahuluan Dislokasi Bahu
Dislokasi bahu adalah pemisahan total pada sendi glenohumeral yang dilaporkan sebagai dislokasi sendi besar yang paling sering ditemui di instalasi gawat darurat. Pada 95% kasus, ujung atas humerus terdorong keluar dari soket sendi ke arah anterior. Dislokasi bahu berbeda dengan subluksasi, yang merupakan pemisahan sendi secara parsial.[1,2]
Penyebab dislokasi bahu umumnya adalah trauma pada bahu yang menyebabkan stress pada ligamen sehingga caput humerus terlepas dari glenoid sendi bahu. Dislokasi ini dapat terjadi pada berbagai usia, tetapi lebih sering ditemukan pada kelompok usia 18-30 tahun karena etiologi tersering adalah aktivitas olahraga.[2-4]
Diagnosis dislokasi bahu umumnya dapat ditegakkan secara klinis, namun pemeriksaan pencitraan seperti rontgen, CT scan, atau MRI dapat menunjang diagnosis. Pencitraan penting dilakukan untuk mengevaluasi adanya fraktur dan cedera jaringan lunak sekitarnya, seperti robekan tendon atau ligamen.[3,4]
Dislokasi bahu adalah kegawatdaruratan bedah yang harus mendapat penatalaksanaan segera. Penatalaksanaan dislokasi bahu adalah reduksi tertutup atau closed reduction segera untuk mengurangi nyeri dan menstabilkan sendi yang dilanjutkan dengan pemasangan arm sling. Karena ada kemungkinan dislokasi rekuren atau subluksasi di kemudian hari, dapat dilakukan imobilisasi dan fisioterapi setelah reduksi.[5,6]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri