Prognosis Dislokasi Bahu
Prognosis dislokasi bahu pada dasarnya ditentukan oleh usia saat terjadinya dislokasi dan jenis kelamin, di mana rekurensi menjadi komplikasi tersering dari dislokasi bahu.
Komplikasi
Komplikasi dislokasi bahu tersering adalah rekurensi. Kebanyakan redislokasi terjadi dalam 2 tahun pertama pasca dislokasi bahu pertama. Pada kasus dislokasi bahu anterior primer, insidensi instabilitas rekuren bervariasi antara 72-100% pada pasien berusia <20 tahun, 70-82% pada rentang usia 20-30 tahun, dan 14-22% pada usia >50 tahun.
Komplikasi lain dislokasi bahu dapat berupa:
- Fraktur : paling sering deformitas Hill-Sach akibat fraktur kompresi caput humerus sisi posterolateral
- Robekan rotator cuff : 30-35% kasus pada pasien ≥40 tahun
- Kerusakan saraf : 33-40% kasus menyebabkan cedera nervus axillaris
- Kerusakan vaskular : sangat jarang, umumnya terkait dislokasi inferior pada orang tua[4,14]
Prognosis
Sebuah tinjauan sistematik melaporkan bahwa risiko rekurensi dislokasi bahu setelah dislokasi bahu anterior primer adalah sebesar 21%. Jenis kelamin laki-laki dan usia yang lebih muda berkaitan dengan risiko rekurensi yang lebih tinggi. Sedangkan fraktur tuberositas mayor berkaitan dengan penurunan risiko rekurensi.[15]
Dislokasi bahu yang terjadi pada usia muda akan meningkatkan kemungkinan redislokasi, kebanyakan redislokasi terjadi 2 tahun pasca dislokasi bahu pertama. Bila dislokasi bahu pertama terjadi pada usia belasan, rekurensi diperkirakan mencapai 90%, dan hanya 10-15% bila terjadi pada pasien berusia ≥40 tahun.[4]
Redislokasi juga dipengaruhi jenis kelamin. Pria lebih sering mengalami redislokasi (46,84%) dibandingkan wanita (27,22%). Selain itu, kebiasaan mengonsumsi alkohol berlebihan dilaporkan dapat mempengaruhi perbaikan jaringan setelah insiden dislokasi bahu traumatik.[9]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri