Edukasi dan Promosi Kesehatan Motion Sickness
Edukasi motion sickness dilakukan terkait penghindaran atau minimalisasi rangsangan gerak. Pencegahan motion sickness lebih baik dan efektif dari pada pengobatan.
Edukasi Pasien
Beberapa hal yang perlu dijelaskan kepada pasien motion sickness adalah:
- Menghindari faktor pemicu, aklimatisasi gerak, dan minimalisasi rangsangan gerak adalah kunci untuk menghindari motion sickness
- Memberitahu pasien tentang pentingnya kesadaran pribadi akan gejala neurologis, psikologis, dan gastrointestinal yang sering mendahului mual dan muntah
- Bila gejala timbul dalam keadaan mengendarai mobil, sebaiknya berhenti sejenak untuk menghilangkan gejala
- Memastikan pasien memahami bahwa pengobatan farmakologis bekerja paling baik jika dimulai sebelum timbulnya gejala
- Menjelaskan bahwa sebagian besar obat motion sickness menyebabkan efek sedasi, sehingga sebaiknya menghindari konsumsi saat akan mengendarai kendaraan bermotor
- Penting untuk meyakinkan pasien bahwa motion sickness bukanlah suatu penyakit yang berbahaya atau mengancam nyawa[4,19]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan motion sickness lebih efektif daripada pengobatan. Oleh karena itu, identifikasi dan penghindaran pemicu adalah kuncinya. Pasien harus menggunakan tindakan pencegahan termasuk persiapan, pembiasaan, dan mungkin farmakoterapi untuk dapat meminimalkan gejala secara efektif. Untuk pasien yang memerlukan farmakoterapi, penjelasan harus diberikan terkait efek samping, termasuk sedasi dan gangguan kognitif.[1]
Pencegahan Primer
Pencegahan primer adalah menghindari lingkungan gerak provokatif oleh mereka yang rentan terhadap motion sickness, atau setidaknya memilih moda transportasi yang kurang provokatif jika memungkinkan. Namun, ketika perjalanan yang berpotensi mabuk tidak dapat dihindari, beberapa pencegahan dapat dilakukan:
- Di mobil: pengemudi harus mengemudi dengan lambat dan lancer. Subjek yang rentan mabuk perjalanan harus berada di kursi depan, terkendali dengan baik di dalam kendaraan, tidak melakukan gerakan kepala, dan pandangan mengarah ke jalan. Aktivitas dalam mobil seperti membaca harus dihindari
- Di kapal dan di kereta: duduk di depan untuk kereta api dan kira-kira di tengah untuk kapal. Posisi dekat pusat rotasi dalam kapal akan meminimalkan komponen gerak yang linier dan vertikal
- Pandangan ke depan atau ke jalan dapat membantu mencegah mabuk pada beberapa individu, sedangkan individu yang lain dapat merasa lebih baik dengan mata tertutup
- Untuk perjalanan kapal, posisi di bawah dek memberikan kerentanan yang lebih besar untuk merasa mabuk laut pada beberapa orang
- Mengontrol kendaraan, misalnya dengan menjadi supir, daripada menjadi penumpang pasif memberikan perlindungan yang signifikan terhadap mabuk kendaraan[8,14]
Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dilakukan menggunakan farmakoterapi. Konsumsi obat sebelum timbulnya gejala motion sickness lebih efektif dibandingkan mengkonsumsi obat setelah gejala motion sickness muncul. Pemberian antihistamin generasi pertama pada anak-anak harus berhati-hati karena dosis berlebih dapat menyebabkan kardiotoksisitas dan depresi pernapasan.[1]