Epidemiologi Hipertensi Dalam Kehamilan
Data epidemiologi menunjukkan bahwa angka kejadian hipertensi dalam kehamilan berkaitan dengan kualitas antenatal care (ANC) dan kualitas layanan kesehatan secara umum di suatu wilayah. Secara global, hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab kematian kedua terbanyak setelah perdarahan, dan merupakan penyebab morbiditas maternal dan fetal.[1,8]
Global
Hipertensi dalam kehamilan merupakan komplikasi kehamilan yang terjadi pada 5-10% kehamilan di seluruh dunia. Secara khusus, preeklampsia merupakan komplikasi pada 2-8% kehamilan di seluruh dunia.[1,7]
Secara global, insiden hipertensi dalam kehamilan meningkat sebesar 10,92% dari tahun 1990 hingga 2019. Tingkat insiden hipertensi dalam kehamilan berdasarkan usia lebih tinggi di negara atau wilayah dengan indeks sosiodemografi dan indeks pembangunan manusia yang lebih rendah.[9]
Hipertensi gestasional adalah jenis hipertensi yang paling umum selama kehamilan, terjadi pada 6-17% wanita hamil nulipara yang sehat dan pada 2-4% wanita hamil multipara. Prevalensi tertinggi pada pasien yang mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, atau kehamilan multifetal, atau obesitas. 10-50% pasien yang awalnya didiagnosis dengan hipertensi gestasional akan berkembang menjadi preeklampsia dalam 1-5 minggu.[26]
Indonesia
Menurut data dari Pusdatin (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), sepanjang tahun 2010-2013 di Indonesia, penyebab kematian ibu yang utama berturut-turut adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi.[10,11]
Prevalensi hipertensi dalam kehamilan di Indonesia sebesar 6,18% dengan jumlah yang paling banyak di Provinsi Jawa Barat (10,57%). Pada penelitian yang sama, ditemukan bahwa overweight dan hipertensi kronik merupakan faktor risiko utama kejadian hipertensi dalam kehamilan di Indonesia.[12]
Mortalitas
Hipertensi dalam kehamilan merupakan faktor risiko penting untuk penyakit kardiovaskular maternal dan mortalitas terkait kardiovaskular. Risiko terjadinya penyakit kardiovaskular dilaporkan 2 kali lebih besar pada wanita dengan riwayat preeklampsia dibandingkan pada wanita normotensi.[6,13]
Secara global, jumlah kematian akibat gangguan hipertensi dalam kehamilan pada tahun 2019 turun sebesar 30,05% dari tahun 1990. Jumlah kematian dan tahun hidup dengan kecacatan tertinggi dilaporkan pada kelompok usia 25-29 tahun, diikuti oleh kelompok usia 30-34 tahun dan 20-24 tahun.[9]
Pasien dengan hipertensi dalam kehamilan dilaporkan memiliki risiko terjadinya gagal jantung 4,2 kali lebih tinggi. Risiko terjadinya penyakit arteri koroner 2,5 kali lebih tinggi, dan risiko terjadinya stroke 1,8 kali lebih tinggi. Risiko terjadinya hipertensi di kemudian hari juga meningkat sebanyak 2,3 hingga 6,7 kali. Hipertensi dalam kehamilan berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular sebanyak 67%.[6,13]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani