Pendahuluan Limfoma Hodgkin
Limfoma Hodgkin adalah keganasan sistem limfoid tepatnya limfosit sel B yang disebabkan oleh mutasi gen. Limfoma Hodgkin merupakan salah satu jenis limfoma dengan karakteristik sel kanker yang disebut sel Reed-Sternberg. Sel Reed-Sternberg secara histopatologis, ditambah dengan latar belakang sel radang pleomorfik (limfosit, eosinofil, sel plasma, dan histiosit).
World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan limfoma Hodgkin ke dalam beberapa tipe, yaitu tipe klasik (subtipe nodular sclerosing, subtipe mixed cellularity, subtipe lymphocyte depleted, subtipe lymphocyte rich), dan tipe nodular lymphocyte predominant. Limfoma Hodgkin tipe klasik merupakan tipe limfoma Hodgkin yang paling sering dijumpai, yakni 95% dari keseluruhan limfoma Hodgkin.[1,2]
Gambar 1. Gambaran Histologis Limfoma Hodgkin.
Diagnosis limfoma Hodgkin dapat diidentifikasi dengan adanya limfadenopati sebanyak 1–2 area supradiafragma tanpa nyeri tetapi dapat nyeri setelah konsumsi alkohol, serta B Symptoms. Pemeriksaan biopsi, merupakan gold standard diagnosis untuk limfoma Hodgkin dengan menemukan sel Reed-Sternberg sebagai tanda patognomonik.[1,3]
Penatalaksanaan limfoma Hodgkin terdiri atas radioterapi, kemoterapi, dan transplantasi sel punca hematopoietik. Pilihan terapi akan bergantung pada karakteristik histologis, staging penyakit, dan ada tidaknya faktor prognostik.[2,4]
Tujuan tata laksana limfoma Hodgkin adalah untuk mengobati serta mengontrol komplikasi jangka pendek dan panjang. Komplikasi jangka pendek antara lain lemas, nyeri, penurunan nafsu makan, dan lainnya, sedangkan komplikasi jangka panjang seperti infertilitas wanita maupun pria, kanker sekunder, dan penyakit kardiovaskular.
Prognosis penyakit ini bergantung pada beberapa faktor prognostik seperti usia, jenis kelamin, staging penyakit, pilihan terapi, dan efek samping obat kemoterapi.[2–4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli