Edukasi dan Promosi Kesehatan Limfoma Hodgkin
Edukasi dan promosi kesehatan terkait limfoma Hodgkin meliputi perjalanan terapi misalnya dengan regimen ABVD, prognosis penyakit misalnya pada stadium lanjut dengan International Prognostic Score (IPS), komplikasi radioterapi dan kemoterapi, serta konseling pranikah dengan riwayat keluarga maupun pola hidup sehat.
Edukasi Pasien
Edukasi pada pasien limfoma Hodgkin sangat penting untuk disampaikan, terutama terkait beberapa hal, yaitu informasi mengenai penyakit yang diderita pasien, stadium limfoma Hodgkin, pilihan-pilihan terapi, efek samping terapi, follow up setelah terapi, dan prognosis penyakit pasien.
Informasi mengenai penyakit limfoma Hodgkin yang perlu disampaikan antara lain adalah definisi dan mekanisme terjadinya penyakit secara singkat, kemungkinan limfoma Hodgkin yang memiliki sifat indolen atau agresif.
Manifestasi klinis terkait limfoma Hodgkin juga perlu diinformasikan, seperti pembesaran kelenjar getah bening, demam tanpa sebab, keringat malam, rasa lelah, penurunan berat badan tanpa sebab, gatal-gatal, nyeri pada dada, perut, atau tulang.[2,3]
Pemeriksaan MRI dan PET scan diperlukan sebelum tindakan yang lebih invasif seperti biopsi aspirasi jarum halus atau biopsi terbuka, sedangkan pada ibu hamil pemeriksaan radiologi dapat dibatasi sesuai klinis. Berdasarkan biopsi, pasien dapat diinformasikan mengenai jenis limfoma, stadium penyakit, dan prognosis serta persentase survival rate.
Regimen terapi untuk limfoma Hodgkin dapat berupa radioterapi, serta kemoterapi dengan regimen ABVD maupun BEACOPP. Respons terapi dievaluasi dengan pemeriksaan PET scan sesuai klinis, seringkali setelah 2 siklus kemoterapi. Komplikasi pada limfoma Hodgkin dapat terjadi karena penyakit itu sendiri maupun terapi yang diberikan, dan melibatkan berbagai sistem, seperti sistem kardiovaskular, respirasi, infertilitas, infeksi, dan keganasan sekunder.[2,3,36–39]
Setelah terapi selesai, follow up baik pemeriksaan fisik maupun laboratorium disarankan setiap 3 bulan pada 6 bulan pertama, kemudian setiap 6 bulan sampai tahun keempat, lalu dilanjutkan per tahun. Pasien wanita yang mendapatkan iradiasi pada area dada atau axilla pertama kali pada usia 40 tahun direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan mamografi 1 kali per tahun mulai 8–10 tahun setelah radioterapi.[36,39]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penyebab pasti limfoma Hodgkin belum diketahui, sehingga belum ada upaya pencegahan dan pengendalian penyakit yang spesifik. Akan tetapi, beberapa upaya untuk mencegah timbulnya faktor risiko dapat dilakukan, seperti vaksinasi untuk Epstein-Barr virus dan perubahan gaya hidup.
Vaksinasi Epstein-Barr Virus
Salah satu upaya pencegahan terhadap limfoma hodgkin adalah menghindari infeksi virus EBV. Walaupun belum ada vaksin EBV yang ditemukan, tetapi vaksin ini sedang dalam tahap pengembangan.[32]
Perubahan Gaya Hidup
Upaya lain adalah pencegahan infeksi human immunodeficiency virus (HIV), dengan menghindari penggunaan narkotika intravena (amphetamine and cocaine use disorder), tidak berganti-ganti pasangan, menggunakan kondom, abstinence, dan menghindari paparan jarum suntik bekas. Perubahan gaya hidup juga penting dalam mencegah limfoma Hodgkin, seperti menjaga berat badan ideal, konsumsi sayur-sayuran, dan tidak merokok.[33,34]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli