Edukasi dan Promosi Kesehatan Club Foot
Edukasi clubfoot diperlukan utamanya pada masa prenatal. Ibu dapat diedukasi untuk menjalani pemeriksaan ultrasonografi setelah kehamilan 13 minggu untuk deteksi dini adanya berbagai kelainan bawaan, termasuk clubfoot.
Sampaikan bahwa deteksi dini dapat memberi kesempatan bagi keluarga untuk secara mandiri mempelajari mengenai opsi pengobatan dan prognosis clubfoot. Pasien bisa mengikuti konseling formal dengan dokter spesialis untuk mempersiapkan penanganan sebelum bayi lahir. Selain itu, telah dilaporkan pula bahwa deteksi dini dapat membantu ibu lebih siap dan merespon dengan lebih baik terhadap malformasi yang dialami anak ketika bayi lahir.[16]
Edukasi Pasien
Edukasi mengenai kondisi clubfoot pada orangtua dimulai semenjak prenatal. Jika terdeteksi tanda clubfoot yang signifikan melalui pemeriksaan USG, maka dokter harus segera berdiskusi dengan orangtua, termasuk mengenai keperluan pemeriksaan lanjutan seperti tes genetik dan opsi penanganan setelah lahir. Ibu yang hamil dengan janin clubfoot dapat disarankan untuk melanjutkan konseling dengan ahli genetik, dokter anak, dan dokter ortopedi untuk mendiskusikan manajemen dan penanganan bayinya setelah lahir.
Penting juga untuk mengedukasi keluarga tentang potensi rekurensi setelah terapi dan kemungkinan adanya kelainan yang sama pada kehamilan mendatang. Pasangan dengan riwayat kehamilan dengan anak clubfoot dapat diedukasi untuk menjalani konseling genetik pada kehamilan berikutnya.[4,8,13]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Ibu hamil yang terdeteksi mengandung janin dengan kelainan clubfoot disarankan untuk melanjutkan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain yang berhubungan, termasuk kelainan kromosom atau sindrom genetik. Analisis anatomi dengan USG merupakan pendekatan awal yang direkomendasikan. USG dapat mengevaluasi gerakan janin dan beberapa tampilan anatomis janin. Temuan berupa polihidramnion dan clubfoot meningkatkan kemungkinan adanya kelainan neurologis sentral.
Selain USG, amniosentesis dan studi genetik janin mungkin diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan kelainan bawaan mayor lainnya. Meski demikian, perlu diketahui bahwa amniosentesis tidak dijadikan prosedur rutin. Keputusan untuk melakukan amniosentesis harus menimbang potensi risiko pada ibu dan janin dengan besaran manfaat yang akan didapat.[4,6,13]
Penulisan pertama oleh: dr. Reren Ramanda