Pendahuluan Common Cold
Common cold atau selesma merupakan inflamasi akut saluran napas atas yang self–limited yang umumnya disebabkan oleh virus, terutama virus ribonucleic acid (RNA), seperti rhinovirus, adenovirus, dan coxsackie virus. Beberapa kasus common cold yang disebabkan oleh infeksi bakteri, walaupun sangat jarang terjadi.[1–3,33]
Diagnosis common cold biasanya berdasarkan klinis, dari gejala umum seperti hidung tersumbat, rinorea, bersin, nyeri tenggorokan, demam ringan, batuk, dan sakit kepala. Common cold dan flu merupakan 2 hal yang berbeda, di mana flu memiliki gejala klinis yang lebih berat, seperti demam tinggi disertai menggigil, serta nyeri pada otot.[1,2,33]
Karena bersifat self-limiting penyakit ini biasanya resolusi spontan, sehingga pemeriksaan penunjang tidak diperlukan dan jarang dilakukan. Akan tetapi, pada beberapa kasus yang jarang dapat berkembang menjadi infeksi bakteri sekunder serta mencetuskan eksaserbasi asma dan penyakit paru obstruksi kronis (PPOK).[1,2]
Penatalaksanaan common cold bersifat suportif dan bertujuan untuk mengurangi durasi sakit dan gejala yang dialami. Edukasi masyarakat mengenai penularan, pencegahan, dan sifatnya yang self-limiting akan membantu mencegah penularan dan membatasi penggunaan obat yang tidak perlu, terutama antibiotik.[4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli