Etiologi Common Cold
Etiologi tersering common cold atau selesma adalah rhinovirus. Patogen lainnya adalah respiratory syncytial virus (RSV). Virus influenza, parainfluenza, dan adenovirus juga dapat menyebabkan common cold, tetapi lebih sering menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah atau sistemik.[3,8]
Patogen lain yang sempat menjadi pandemi pada severe acute respiratory virus 2 atau SARS–CoV–2, dengan manifestasi klinis bervariatif dari common cold sampai dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS).[3,8]
Rhinovirus merupakan virus berukuran kecil, tidak terselubung, mengandung rantai tunggal RNA yang berasal dari famili Picornaviridae dengan lebih dari 100 serotipe berbeda yang berhasil diidentifikasi. Rhinovirus dapat tumbuh terbatas pada suhu 33–35°C dan tidak dapat menolerir lingkungan asam. Hal ini menyebabkan virus ini jarang ditemukan di luar nasofaring.
Penularan terjadi dengan paparan langsung dari sekret pernapasan yang terinfeksi, baik inokulasi mata atau hidung, kontak melalui tangan, maupun secara aerosol. Tingkat penularan lebih tinggi pada kondisi lembap dan padat.[6,7]
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berkaitan dengan common cold dan keparahan gejalanya adalah:
- Perokok
- Kelompok lanjut usia (>65 tahun) dan anak–anak
- Melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi
- Menyentuh mata (konjungtiva) atau hidung dengan tangan yang terkontaminasi virus penyebab common cold
- Berada di tempat kerumunan, misalnya tempat penitipan anak
- Memiliki komorbid, seperti kelainan anatomi (misalnya kelainan anatomi laring), metabolik (seperti diabetes mellitus tipe 2), genetik, dan imunologi[6]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli