Pendahuluan Tes Hemoglobin
Tes hemoglobin adalah uji laboratorium yang digunakan untuk memeriksa anemia atau polisitemia. Tes hemoglobin mengukur jumlah hemoglobin dalam darah, yaitu protein yang membawa oksigen ke sel-sel tubuh. Indikasi umum tes hemoglobin termasuk evaluasi anemia, diagnosis kondisi medis yang mempengaruhi produksi atau degradasi hemoglobin, serta pemantauan kondisi kronis seperti penyakit jantung atau gagal ginjal yang dapat mempengaruhi kadar hemoglobin.[1,2]
Tes hemoglobin dapat dilakukan dengan cara menusuk ujung jari (finger prick) atau mengambil darah vena menggunakan jarum suntik. Darah kemudian dapat langsung dites atau ditampung ke dalam tabung pemeriksaan. Jarum suntik yang bisa digunakan adalah jarum suntik biasa atau jarum suntik vakum, baik dengan atau tanpa wing.
Tes hemoglobin dapat dilakukan secara tunggal atau sebagai bagian dari pemeriksaan darah lengkap. Tes ini diindikasikan pada berbagai kondisi, misalkan anemia, polisitemia vera, kelainan darah, selama kehamilan, penyakit ginjal, tanda perdarahan akut, atau sebelum dan sesudah tindakan bedah. Terdapat berbagai metode untuk mengukur kadar hemoglobin dengan tingkat akurasi yang bervariasi, tetapi secara umum tes ini memiliki error rate sekitar 10%.[2,3]
Komplikasi dari pemeriksaan ini berkaitan dengan pengambilan darah vena, yaitu hematoma, nyeri, hemokonsentrasi, ekstravasasi, infeksi, edema, thrombus dan kerusakan syaraf. Komplikasi ini dapat diminimalisasi dengan teknik pengambilan darah yang sesuai prosedur.[3]