Pedoman Klinis Pemeriksaan Fisik Payudara
Pedoman klinis yang perlu diingat tentang pemeriksaan fisik payudara adalah indikasi pemeriksaan sebagai bagian dari diagnosis kanker payudara, fibroadenoma mammae, kista payudara, atau mastitis. Sementara itu, pemeriksaan untuk skrining pada pasien tanpa gejala masih bersifat kontroversial dan belum terbukti bermanfaat.[2-4,6]
Pemeriksaan fisik payudara merupakan pemeriksaan sederhana yang bisa dilakukan sebagai evaluasi awal kelainan payudara. Namun, dokter perlu mengingat bahwa hasil negatif tidak bisa dijadikan kesimpulan pasti bahwa payudara tidak memiliki kelainan. Akurasi hasil pemeriksaan sangat dipengaruhi oleh faktor pengalaman pemeriksa dan faktor internal pasien seperti usia dan berat badan.[8]
Temuan selama pemeriksaan fisik payudara perlu didokumentasikan secara sistematis untuk memastikan akurasi hasil. Dokumentasi mencakup 7 aspek berikut:
- Letak lesi
- Jumlah dan hubungan antar nodul
- Ada tidaknya nyeri tekan pada nodul
- Konsistensi nodul
- Fiksasi pada dinding dada dan kulit
- Ada tidaknya perubahan warna atau suhu jika dibandingkan daerah sekitar
- Ada tidaknya pembesaran nodus limfe aksila dan supraklavikula[1,3,6]
Temuan yang abnormal pada pemeriksaan fisik payudara dapat diinvestigasi lebih lanjut dengan pemeriksaan penunjang, misalnya USG payudara atau mamografi sesuai usia pasien dan biopsi jika temuan mengarah pada diagnosis kanker payudara.[3,6]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur