Epidemiologi Cushing Disease
Secara epidemiologi, Cushing disease merupakan penyebab tersering Cushing syndrome endogen. Tumor pada pituitari anterior adalah penyebab paling banyak terjadinya Cushing disease. Puncak kejadian Cushing disease akibat adenoma pituitari adalah usia 25-40 tahun.[1-3]
Global
Cushing disease merupakan penyebab kedua paling umum dari Cushing syndrome setelah penggunaan steroid eksogen. Insiden rata-rata kasus baru Cushing disease adalah sekitar 2,4 kasus/1 juta orang/tahun. Penyakit ini sering kali baru didiagnosis 3 hingga 6 tahun setelah timbulnya gejala awal.
Dalam studi berbasis populasi di Eropa, insiden tahunan Cushing syndrome endogen dilaporkan sekitar 1,2-1,7/1 juta orang/tahun untuk Cushing disease; 0,6/1 juta orang/tahun untuk adenoma adrenal, dan 0,2/1juta orang/tahun untuk karsinoma adrenal. Rasio insiden antara wanita dan pria untuk Cushing syndrome akibat tumor adrenal atau pituitari adalah sekitar 5:1, dengan wanita lebih sering terkena dibandingkan pria.[1-3]
Indonesia
Data epidemiologi nasional mengenai Cushing disease di Indonesia belum tersedia. Sebuah studi potong lintang kecil yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada 45 pasien dengan adenoma hipofisis menunjukkan bahwa 2,3% pasien mengalami Cushing disease.[11]
Mortalitas
Mortalitas pada Cushing disease dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan subjek tanpa penyakit tersebut. Efek multisistemik dari hiperkortisol sangat mempengaruhi mortalitas. Telah ada laporan bahwa komplikasi arterosklerosis merupakan penyebab kematian tersering. Adanya hipertensi dan kelainan metabolisme glukosa juga merupakan prediktor morbiditas dan mortalitas.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Audric Albertus