Prognosis Cushing Disease
Prognosis Cushing disease dipengaruhi ukuran dan lokasi adenoma hipofisis, kecepatan diagnosis, serta keberhasilan reseksi tumor melalui pembedahan. Angka bebas rekurensi pasca operasi pituitari selama 5 tahun mencapai 89%. Komplikasi Cushing disease mencakup penyakit kardiovaskular, diabetes, osteoporosis, dan peningkatan risiko infeksi.[3,4,8,20,21]
Komplikasi
Komplikasi dari Cushing disease terjadi akibat kadar kortisol yang berlebihan, yaitu kondis hiperkoagulabilitas, penyakit kardiovaskuler, defisiensi hormon pertumbuhan, dan komplikasi pada tulang.[1,3,4]
Hiperkoagulabilitas
Banyak pasien dengan Cushing disease mengalami peningkatan aktivasi dari kaskade koagulasi, yaitu aktivasi dari waktu tromboplastin parsial, peningkatan fibrinogen, faktor von Willebrand, dan faktor VIII. Peningkatan dari plasminogen activator inhibitor-1 dan antiplasmin akan menyebabkan gangguan pada fibrinolisis. Hiperkoagulabilitas pada Cushing disease akan berisiko menyebabkan tromboemboli, kerapuhan kapiler, dan mudah berdarah akibat atrofi kulit.[3,4]
Penyakit Kardiovaskuler
Komplikasi dari Cushing disease, seperti dislipidemia, hipertensi, dan diabetes mellitus tipe 2, menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler. Perubahan struktur jantung yang terjadi adalah hipertrofi dari ventrikel kiri, remodelling jantung, dan plak arterosklerosis. Pada pasien yang tidak diterapi atau tidak mendapatkan terapi maksimal, kejadian infark miokard dan stroke meningkatkan rasio mortalitas secara signifikan.[3,4]
Penyakit Tulang
Supresi dari growth hormone–insulin-like growth factor I (GH–IGF-I), hypothalamic–pituitary–gonadal axis dan perubahan dari hormon paratiroid akan menyebabkan penurunan fungsi dan jumlah dari osteoblas dan penurunan struktur tulang. Fraktur mungkin menjadi salah satu tanda awal terhadap Cushing disease dan berkorelasi langsung dengan keparahan hiperkortisolisme.[1,3,4]
Defisiensi Hormon Pertumbuhan
Hiperkortisolisme akan menghambat sekresi hormon pertumbuhan oleh hati. Akibatnya, terjadi kerusakan tulang, miopati, dan komplikasi pada otak akibat gangguan regenerasi saraf. Defisiensi pada hormon pertumbuhan ini lebih umum ditemukan pada perempuan dan usia muda.[1,3,4]
Komplikasi Lain
Kadar kortisol yang sangat tinggi akan memiliki efek imunosupresi, oleh karena itu komplikasi infeksi dan sepsis merupakan salah satu penyebab mortalitas tinggi pada Cushing disease. Beberapa komplikasi dapat menetap bahkan setelah terapi, seperti depresi, disfungsi kognitif, miopati proksimal, infertilitas yang mempengaruhi fungsional pasien secara signifikan. Selain itu, kondisi autoimun dapat kembali muncul setelah remisi dari hiperkortisolisme.[3,4]
Prognosis
Prognosis Cushing disease semakin membaik dengan adanya terapi farmakologis baru dan tindakan bedah. Nilai adrenocorticotropic hormone (ACTH) <3,3 pmol/L merupakan penanda prognosis yang baik pasca tindakan operasi pituitari. Angka bebas rekurensi pasca operasi pituitari selama 5 tahun adalah 89% dengan komplikasi <5%. Namun pada kondisi tumor yang berat seperti karsinoma adrenokortikal, angka kesintasan 5 tahun adalah <30%.[8,20]
Hipokortisolemia (≤2 µg/dL) dalam 21 jam setelah operasi merupakan prediktor remisi dalam pemantauan 11 bulan kemudian. Morbiditas dan mortalitas dari Cushing disease umumnya diakibatkan penyakit penyerta, misalnya diabetes mellitus, hipertensi, kelainan jantung, dan osteoporosis.[21]
Penulisan pertama oleh: dr. Audric Albertus