Etiologi Cushing Disease
Etiologi Cushing disease umumnya berkaitan dengan adanya adenoma pituitari, yaitu tumor jinak yang terletak pada kelenjar pituitari. Tumor ini menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi hormon adrenokortikotropin (ACTH) berlebihan, yang kemudian merangsang kelenjar adrenal menghasilkan kortisol dalam jumlah berlebihan.
Meskipun adenoma hipofisis adalah penyebab paling umum, dalam beberapa kasus yang sangat jarang, hiperplasia pituitari atau tumor ektopik yang menghasilkan ACTH juga dapat menyebabkan Cushing disease.[1,6,7]
Etiologi Cushing Disease
Cushing disease disebabkan oleh produksi berlebihan hormon adrenokortikotropin (ACTH) oleh adenoma hipofisis, yang merupakan tumor jinak pada kelenjar pituitari. Tumor ini menghasilkan ACTH dalam jumlah besar yang tidak terkontrol, yang kemudian merangsang kelenjar adrenal untuk menghasilkan kortisol berlebihan. Faktor genetik bisa berperan dalam perkembangan adenoma hipofisis, tetapi sebagian besar kasus terjadi secara sporadis tanpa riwayat keluarga yang jelas.
Selain adenoma hipofisis, kondisi lain yang jarang namun bisa menyebabkan Cushing disease adalah hiperplasia pituitari, di mana kelenjar pituitari mengalami pembesaran dan menghasilkan ACTH berlebih. Penyebab pasti mengapa adenoma hipofisis atau hiperplasia pituitari berkembang tidak sepenuhnya dipahami, namun beberapa faktor risiko seperti sindrom neoplasia endokrin multipel tipe 1 (MEN1) dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi ini.
Penggunaan jangka panjang obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dapat memicu gejala serupa Cushing syndrome, namun ini tidak sama dengan Cushing disease yang spesifik disebabkan oleh disfungsi hipofisis.[6,7]
Faktor Risiko
Faktor risiko utama Cushing disease adalah adanya adenoma hipofisis. Kondisi ini bisa terjadi secara sporadis, tetapi sejumlah kecil kasus telah dikaitkan dengan kelainan genetik seperti sindrom neoplasia endokrin multipel tipe 1 (MEN1). Cushing disease yang disebabkan oleh tumor pituitari dilaporkan lebih banyak ditemukan pada jenis kelamin wanita.[1-3,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Audric Albertus