Edukasi dan Promosi Kesehatan Gigantisme dan Akromegali
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien gigantisme dan akromegali sangat penting untuk dilakukan, karena mortalitas dan morbiditas yang tinggi disebabkan oleh berbagai komplikasi. Pasien perlu mendapatkan pemeriksaan kesehatan yang teratur. Selain itu, penting juga untuk menjaga pola hidup yang sehat, baik secara fisik maupun mental.
Edukasi Pasien
Pasien dan keluarga perlu diberikan edukasi tentang pentingnya diagnosis dini, kepatuhan terapi, dan pemeriksaan rutin yang perlu dilakukan. Selain itu, penjelasan mengenai komplikasi-komplikasi yang dapat timbul, disertai cara penanganan dan pencegahannya.[3]
Pasien juga perlu diberitahukan mengenai gaya hidup sehat mengingat komplikasi akromegali yang cukup banyak, terutama gangguan kardiovaskular, serebrovaskular, pernapasan, bahkan keganasan.[6]
Rutin Pemantauan Kadar GH dan IGF-1
Pemantauan kadar growth hormone (GH) dan insulin like growth factor-1 (IGF-1) dilakukan secara rutin. Pada akromegali yang sembuh dengan pembedahan, pemeriksaan awalnya dilakukan 6 bulan sekali kemudian dilakukan 1 tahun setelahnya.
Sementara itu, pada akromegali dengan farmakoterapi somatostatin receptor ligand (SRL) atau radioterapi, pemeriksaan awalnya dilakukan setiap 3 atau 4 bulan sekali untuk pengaturan dosis kemudian dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 12 bulan sekali. Terapi multimodal dengan pembedahan, farmakoterapi, dan radioterapi memberikan kontrol biokimia yang baik, yaitu kadar GH hingga <1,0 ng/mL dan normalisasi kadar IGF-1.[3,6]
Rutin Evaluasi Komplikasi
Evaluasi berkala seumur hidup untuk kemungkinan berbagai komplikasi, seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan fungsi hipofisis secara teratur. Selain itu, skrining berkala untuk manifestasi umum kardiovaskular dan pernapasan dari akromegali juga perlu dilakukan.
Evaluasi jantung untuk menentukan apakah ada penyakit katup, serta tingkat dan perkembangan keterlibatan katup juga sebaiknya dilakukan. Ekokardiografi dapat digunakan untuk mendokumentasikan kardiomiopati dengan hipertrofi ventrikel kiri, disfungsi diastolik dan sistolik, regurgitasi aorta dan mitral, dan peningkatan diameter akar aorta.[3,6]
Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Pemeriksaan MRI otak atau hipofisis mungkin perlu dilakukan pada waktu:
- Setelah pembedahan 3 atau 4 bulan, atau pada saat dimulai farmakoterapi pasca pembedahan. Jika telah sembuh, tidak diperlukan MRI lanjutan
- Diulang 2 atau 3 tahun sekali, atau jika ada tanda-tanda rekurensi klinis atau
- Setelah 1 tahun jika terkontrol dengan obat SRL, di mana MRI untuk menentukan apakah tumor telah mengecil. Pemeriksaan lanjutan tergantung dari penilaian klinis
- Diulang 1 tahun kemudian jika kondisi tidak terkontrol, untuk menilai pertumbuhan tumor
- Setiap tahun sekali pada pasien dengan radioterapi, hingga tumor hilang atau terkontrol[3,6]
Upaya Pengendalian Penyakit
Diagnosis gigantisme dan akromegali sering tertunda karena perkembangannya yang lambat dan bertahun-tahun. Pasien dengan riwayat keluarga sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis dan mendapatkan terapi, sebelum penutupan epifisis tulang.[4,10]
Pada pasien dengan kluster atau kumpulan tanda-tanda klinis tertentu perlu mendapatkan skrining akromegali atau gigantisme, meskipun tidak atau belum memiliki manifestasi khas. Beberapa pasien mungkin asimtomatik meskipun kadar GH dan IGF-1 meningkat.[9,12]
Skrining Akromegali
Gejala dan tanda klinis yang perlu dilakukan skrining akromegali mencakup diabetes yang tidak terkontrol, carpal tunnel syndrome, polip kolon, gagal jantung dengan hipertensi, prognatisme rahang, dengkuran parah, atau sleep apnea pada pasien yang tidak obesitas. Selain itu, makroadenoma hipofisis atau massa hipofisis lain yang teridentifikasi pada studi pencitraan juga perlu diperhatikan.[9,12]
Skrining Gigantisme
Gigantisme perlu dicurigai bila tinggi pasien mencapai 3 standar deviasi di atas tinggi mean normal, atau 2 standar deviasi di atas tinggi mean orang tua yang disesuaikan. Presentasi pasien dengan gigantisme biasanya mencolok. Pada anak-anak, efek jaringan lunak sedikit dibandingkan dengan dewasa karena pertumbuhan liniernya yang cepat.[2,3]