Prognosis Obesitas
Prognosis obesitas berbanding terbalik dengan peningkatan indeks massa tubuh (IMT). Semakin tinggi IMT pasien, semakin tinggi pula risiko kesahatan yang dialami. Komplikasi obesitas yang perlu diwaspadai adalah komplikasi kardiometabolik dan serevrovaskular, seperti sindrom koroner akut, stroke, hipertensi, diabetes mellitus, dan fatty liver.[21,37,49]
Komplikasi
Komplikasi obesitas sering dikaitkan dengan inflamasi kronik. Proses inflamasi ini berlangsung pada berbagai organ seperti hati, otak, pankreas dan jaringan adiposa dan terlibat dalam penyakit imun-metabolik.[4,2,21,37]
Keganasan
Obesitas meningkatkan risiko keganasan endometrium dan payudara pada wanita premenopause. Pada laki-laki, obesitas meningkatkan risiko kanker prostat, kolon, dan rektum. Selain itu, obesitas juga meningkatkan risiko kanker kantong empedu, kardiak lambung, traktus biliaris, pankreas, ovarium, kanker paru, adenokarsinoma esofagus, dan multiple myeloma.
Gangguan Kardiovaskular
Obesitas juga meningkatkan risiko kardiovaskular, termasuk penyakit arteri koroner, hipertensi esensial, hipertrofi ventrikel kiri, cor pulmonale, obesity-associated cardiomyopathy, accelerated atherosclerosis, dislipidemia, gagal jantung, dan hipertensi pulmonal.
Risiko Gastrointestinal
Obesitas meningkatkan risiko kolesistitis, kolelitiasis, steatohepatitis nonalkoholik, fatty liver, refluks esofagitis, gastroesophageal reflux disease (GERD), dan pankreatitis akut.
Genitourinaria
Obesitas berkaitan dengan stress incontinence, anovulasi, pubertas dini, infertilitas, hiperandrogenisme, polikistik ovarium, dan disfungsi seksual.
Metabolik
Obesitas meningkatkan risiko diabetes mellitus tipe 2, prediabetes, sindrom metabolik, dislipidemia, dan resistensi insulin.
Muskuloskeletal
Obesitas berkaitan dengan nyeri punggung, pinggul, ankle, kaki dan lutut, osteoarthritis, coxa vara, plantar fasciitis, slipped capital femoral epiphyses, Blount disease, Legg-Calvé-Perthes disease, dan lumbago kronik.
Sistem Saraf
Obesitas meningkatkan risiko stroke, dementia idiopatik, hipertensi intrakranial idiopatik, dan meralgia paresthetica.
Obstetrik
Obesitas dapat menyebabkan hipertensi dalam kehamilan, fetal makrosomia, distosia pelvis, berat badan lahir bayi rendah, neural tube defect, kelahiran prematur, peningkatan kelahiran dengan sectio cesarea, peningkatan infeksi post partum, dan diabetes gestasional.
Sistem Respirasi
Obesitas dapat menyebabkan obstructive sleep apnea, asthma bronkial, dan Pickwickian syndrome.
Psikiatri
Obesitas berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan psikiatri, termasuk depresi, ansietas, dan gangguan kepribadian.
Meningkatkan Risiko Bedah
Obesitas meningkatkan risiko bedah dan komplikasi pasca operasi, termasuk luka infeksi, pneumonia pasca operasi, dan deep vein thrombosis.
Kulit
Pasien obesitas bisa mengalami intertrigo, keratosis pilaris, akantosis nigrikans, hirsutisme, venous stasis ulcers, dan psoriasis.[2,4,21,37]
Prognosis
Bukti ilmiah menunjukkan bahwa individu dengan IMT ≥35 kg/m2 memiliki years of life lost (YLL) 2-14 tahun dibandingkan individu dengan IMT normal. Obesitas juga dilaporkan berhubungan dengan penurunan angka harapan hidup pada dewasa usia 20-69 tahun.[49]
Serupa dengan penelitian sebelumnya, penelitian di Inggris menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan penurunan harapan hidup pada laki-laki dan perempuan usia 40 tahun yang tidak pernah merokok. Penurunan tersebut sebesar 4,2 tahun pada laki-laki dan 3,5 tahun pada perempuan. Penurunan harapan hidup terpanjang dimiliki oleh individu dengan obesitas berat.[51]
Penulisan pertama oleh: dr. Bunga Saridewi