Prognosis Sindrom Mielodisplasia
Prognosis sindrom mielodisplasia dapat dinilai berdasarkan Revised International Prognostic Scoring System (IPSS-R). Score IPSS-R dibuat berdasarkan derajat sitopenia, sel blast pada sumsum tulang, dan temuan kromosom. Komplikasi sindrom mielodisplasia meliputi anemia, infeksi akibat neutropenia, perdarahan akibat trombositopenia, dan progresi menjadi leukemia mieloid akut.[1,2]
Komplikasi
Anemia kronis sering terjadi pada sindrom mielodisplasia. Anemia dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas, gangguan jantung, dan kebutuhan transfusi darah berulang. Neutropenia meningkatkan risiko infeksi berat, sedangkan trombositopenia dapat menyebabkan perdarahan spontan atau perdarahan masif.
Selain itu, pasien yang bergantung pada transfusi darah jangka panjang berisiko mengalami iron overload. Sindrom mielodisplasia juga dapat berkembang menjadi leukemia mieloid akut, yang memiliki prognosis lebih buruk dan membutuhkan terapi lebih agresif.[1,2,9,10]
Prognosis
Prognosis sindrom mielodisplasia dapat dinilai dengan IPSS-R. IPSS-R akan menentukan derajat risiko menjadi:
- Risiko sangat rendah dengan rata-rata kesintasan 9 tahun
- Risiko rendah dengan rata-rata kesintasan 5,63 tahun
- Risiko menengah dengan rata-rata kesintasan 2,63 tahun
- Risiko tinggi dengan rata-rata kesintasan 1,28 tahun
- Risiko sangat tinggi dengan rata-rata kesintasan 0,85 tahun[2]
Tabel 1. Revised International Prognostic Scoring System (IPSS-R)
Karakteristik Prognostik | Poin | ||||||
0 | 0,5 | 1 | 1,5 | 2 | 3 | 4 | |
Kategori risiko Sitogenik | Sangat Baik | Baik | Intermediata | Jelek | Sangat Jelek | ||
Blasts pada sumsum tulang (%) | ≤2 | >2-5 | 5-10 | >10 | |||
Hemoglobin (g/dl) | ≥10 | 8-<10 | <8 | ||||
Hitung platelet (×109/l) | ≥100 | 50-<100 | <50 | ||||
Absolute neutrophil count (×109/l) | ≥0,8 | <0,8 | |||||
Interpretasi: ● Risiko sangat rendah skor ≤1,5 ● Risiko rendah skor >1,5 hingga 3 ● Risiko menengah skor >3 hingga 4,5 ● Risiko tinggi skor >4,5 hingga 6 ● Risiko sangat tinggi skor >6 |
Sumber: dr. Bedry Qintha, Alomedika, 2025.[13]
Istilah sindrom mielodisplasia risiko rendah biasanya merujuk pada kasus dengan IPSS-R 0 hingga 3,5. Sementara itu, istilah mielodisplasia risiko tinggi merujuk pada pasien dengan IPSS-R ≥4,0. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan tata laksana pasien.
Hal lain yang mempengaruhi prognosis adalah usia pasien, adanya komorbiditas, multilineage dysplasia, ketergantungan terhadap transfusi, kadar serum LDH, fibrosis sumsum tulang, dan ada-tidaknya mutasi genetik.[13]