Edukasi dan Promosi Kesehatan Atrial Septal Defect
Edukasi dan promosi kesehatan atrial septal defect (ASD) atau defek septum atrium diperlukan untuk menjelaskan pada pasien dan keluarganya mengenai kemungkinan penutupan spontan dari defek dan opsi tata laksana beserta komplikasi yang mungkin terjadi. Secara umum, kebanyakan kasus ASD dengan defek yang kecil dapat menutup secara spontan. Meski demikian, pasien perlu mengetahui kemungkinan komplikasi jangka panjang yang bisa timbul, misalnya takiaritmia dan gagal jantung.
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien dan keluarganya bahwa atrial septal defect (ASD) merupakan penyakit yang timbul sejak lahir dan derajat gejala yang ditimbulkannya dapat bervariasi karena dipengaruhi faktor ukuran, lokasi, dan jenis defek yang terjadi.
Pastikan pasien mengetahui dampak yang dapat timbul bila tidak dilakukan pemantauan. Sampaikan pada pasien dan keluarganya terkait keluhan yang dapat timbul di masa mendatang dan tanda gawat darurat apa yang harus dicermati untuk segera ditangani di Rumah Sakit.
Pada pasien dengan defek yang kecil, lakukan pemaparan yang lengkap terkait kemungkinan penutupan spontan, opsi tata laksana, dan apa risiko yang dapat muncul di masa mendatang. Diskusikan kepada pasien terkait keuntungan dari terapi intervensi dan kemungkinan komplikasinya, sehingga pasien bisa membuat informed decision.[3,7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan utamanya diperlukan pada pasien ASD yang defeknya belum menutup.
Pasien wanita dengan ASD yang menghendaki memiliki keturunan sebaiknya berdiskusi dahulu dengan dokter sebelum memulai program kehamilan. Jika pasien tidak memiliki komplikasi atau sudah menjalani prosedur penutupan, umumnya kehamilan dapat ditoleransi dengan baik tanpa komplikasi bermakna. Pada pasien dengan penyakit vaskular paru yang signifikan, misalnya individu dengan sindrom Eisenmenger, kehamilan sebaiknya dihindari karena risiko mortalitas maternal dan fetus meningkat signifikan.[13]
Pasien ASD juga perlu berdiskusi dengan dokter terkait partisipasi dalam kegiatan olahraga. Pasien dengan volume jantung sisi kanan yang normal dan tidak mengalami hipertensi pulmonal, partisipasi dalam olahraga apapun umumnya dapat ditoleransi. Jika pasien memiliki hipertensi pulmonal, penyakit obstruktif vaskular paru dengan sianosis dan pirau kanan-ke-kiri yang besar, olahraga sebaiknya dihindari. Olahraga intensitas rendah seperti yoga, bowling, atau golf mungkin dapat dilakukan, naun pasien perlu berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter yang merawat.
Pasien dengan ASD yang sudah tertutup dapat berpartisipasi dalam olahraga 3-6 bulan setelah penutupan. Dalam periode 3-6 bulan setelah penutupan, pasien dengan hipertensi pulmonal atau aritmia dapat berpartisipasi dalam olahraga intensitas rendah seperti yoga, bowling, atau golf.[20]