Etiologi Overdosis Paracetamol
Etiologi paracetamol overdose atau overdosis paracetamol adalah konsumsi paracetamol dalam dosis toksik. Overdosis dapat terjadi sebagai tindakan menyakiti diri sendiri yang disengaja atau akibat mengonsumsi paracetamol dalam dosis berlebih secara tidak sengaja. Penyalahgunaan paracetamol dan konsumsi paracetamol pada pasien dengan penyakit hati kronik juga dapat menyebabkan terjadinya kondisi overdosis paracetamol.[2,4,9]
Pemberian Paracetamol Dosis Tinggi Secara Tidak Sengaja
Konsumsi paracetamol melebihi dosis terapeutik yang yang direkomendasikan berdasarkan usia, baik dalam satu waktu atau secara kumulatif, dapat menyebabkan kondisi overdosis. Overdosis paracetamol juga dapat terjadi apabila individu mengonsumsi lebih dari satu produk obat yang mengandung paracetamol, tanpa menyadari jumlah total dosis yang dikonsumsi.[1,4,9,10]
Berikut rentang dosis terapeutik obat paracetamol yang direkomendasikan berdasarkan usia:
- Usia 1 bulan hingga 12 tahun: 15 mg/kg, paracetamol diberikan setiap 6 jam, hingga mencapai batas dosis 60 mg/kg/hari.
- Usia >12 tahun hingga dewasa: 650-1000 mg, paracetamol diberikan setiap 4-6 jam, dan tidak boleh melebihi 4 gram/hari.[1,4,6]
Konsumsi paracetamol dengan dosis lebih dari 200 mg/kg atau lebih dari 10 g dalam 24 jam pada dewasa dapat menyebabkan terjadinya toksisitas paracetamol pada organ hepar yang kemudian berkembang menjadi gagal hati akut.[1,4,6]
Overdosis Paracetamol Sengaja
Konsumsi paracetamol berlebihan yang disengaja sering dikenal dengan self-poisoning. Paracetamol merupakan obat yang paling umum digunakan untuk menginduksi overdosis secara sengaja.
Pada banyak kasus, self-poisoning paracetamol sering dilakukan bersama dengan konsumsi alkohol atau obat lain untuk secara sengaja menyebabkan overdosis. Alkohol memiliki efek ganda dalam metabolisme paracetamol, yakni bisa bersifat protektif terhadap metabolit toksik dan bisa justru memperberat munculnya metabolit toksik.[12-15]
Penyalahgunaan atau Penggunaan Paracetamol yang Berulang
Paracetamol yang merupakan obat over-the-counter (OTC) sebagai agen antipiretik dan analgetik yang digunakan untuk meredakan nyeri atau demam, sering dikonsumsi secara berulang dan terus menerus, tanpa memperhatikan dosis maksimum harian yang direkomendasikan yaitu 4 gram/hari untuk orang dewasa.
Penyalahgunaan dan penggunaan paracetamol yang berulang dapat menyebabkan kondisi overdosis paracetamol yang tidak disadari, akibat dosis paracetamol yang dikonsumsi melebihi dosis maksimum harian yang direkomendasikan.[4,6,7]
Konsumsi Paracetamol pada Individu dengan Sirosis Hati
Individu yang memiliki riwayat atau sedang mengalami gangguan fungsi hati seperti hepatitis maupun sirosis hepatis dapat mengalami kondisi overdosis paracetamol meskipun dosis paracetamol yang diberikan sesuai dengan dosis maksimum harian yang direkomendasikan.[4,6,9]
Kondisi overdosis paracetamol pada individu dengan sirosis hati disebabkan oleh penurunan kemampuan organ hepar dalam memetabolisme paracetamol dan mendetoksifikasi akumulasi metabolit reaktif NAPQI akibat defisiensi glutathione pada hepar.[4,6,9]
Faktor Risiko
Faktor yang dapat meningkatkan risiko overdosis paracetamol dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu faktor personal, faktor interaksi obat, genetik, dan organisasional.
Faktor Personal
Faktor ini mencakup pola konsumsi mandiri (self-medicating) paracetamol atau obat lainnya yang mengandung paracetamol dalam jangka panjang atau melebihi dosis yang disarankan tanpa memperhatikan keterangan pada obat. Selain itu, overdosis paracetamol juga bisa terjadi pada pasien yang memiliki riwayat nyeri dan demam yang berkepanjangan tanpa diketahui penyebab yang pasti.
Overdosis paracetamol juga lebih mungkin terjadi pada pasien yang memiliki masalah kesehatan mental, kondisi malnutrisi yang dapat menyebabkan defisiensi glutathione, dan memiliki riwayat penyakit gangguan fungsi hati atau ginjal.[1,11-15]
Faktor Interaksi Obat
Penggunaan obat-obatan dan zat yang mempengaruhi metabolisme paracetamol dapat meningkatkan risiko overdosis. Ini mencakup konsumsi bersama alkohol dan beberapa obat lain yang dapat meningkatkan aktivitas enzim sitokrom P-450 (CYP450) dan CYP2E1 di hepar, misalnya rifampicin dan efavirenz.[1,11-15]
Faktor Genetik
Polimorfisme genetik seperti nukleotida tunggal pada enzim yang bertanggung jawab atas metabolisme paracetamol telah diidentifikasi memiliki potensi untuk meningkatkan risiko terjadinya overdosis paracetamol dengan hepatotoksisitas.[1,11-15]
Faktor Organisasional
Kurangnya fasilitas penanganan penyalahgunaan zat (khususnya penyalahgunaan zat alkohol secara kronis) maupun overdosis obat, tidak terdapat penanganan yang memadai, serta upaya pencegahan overdosis obat yang kurang juga akan meningkatkan risiko overdosis.[1,11-15]