Pendahuluan Ikterus Neonatorum Fisiologis
Ikterus neonatorum fisiologis adalah penyakit kuning yang ditunjukkan dengan perubahan warna kekuningan pada kulit, konjungtiva, dan sklera akibat peningkatan bilirubin plasma pada bayi baru lahir.[1,2]
Kondisi ini biasanya terjadi setelah hari ke-2 atau ke-3 setelah bayi lahir, puncaknya antara hari ke-4 sampai hari ke-5 pada neonatus aterm dan hari ke-7 pada neonatus preterm. Ikterus neonatorum fisiologis tidak pernah terjadi dalam 24 jam pertama dan tidak pernah berlangsung lebih dari 2 minggu.[1,2]
Ikterik pada kondisi ini meluas secara sefalokaudal, mulai dari kepala lalu ke arah dada, perut, dan ekstremitas. Ikterus neonatorum seringkali tidak dapat dilihat pada sklera karena bayi baru lahir umumnya sulit membuka kelopak mata.[1,2]
Ikterus neonatorum fisiologis terjadi akibat peningkatan produksi bilirubin indirek/tak terkonjugasi, proses degradasi eritrosit yang lebih cepat, penurunan kapasitas ekskresi hati karena rendahnya kadar ligandin dalam hepatosit, dan rendahnya aktivitas enzim konjugasi bilirubin uridine diphosphate glucuronyl transferase (UDPGT).[1-3]
Penegakan diagnosis ikterus neonatorum fisiologis adalah dengan memeriksa kadar bilirubin. Kadar bilirubin indirek (larut dalam lemak/tak terkonjugasi) tidak lebih dari 12 mg/dl pada neonatus cukup bulan dan 10 mg/dl pada neonatus kurang bulan. Selain itu, kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dl per hari. Kadar bilirubin direk/terkonjugasi kurang dari 1 mg/dl serta tidak terbukti memiliki keadaan patologis tertentu seperti inkompatibilitas ABO, defisiensi enzim G6PD, atau penyakit metabolik seperti Crigler-Najjar syndrome.[4-5]
Penggunaan kriteria Kramer berkorelasi dengan kadar bilirubin total secara kasar, yaitu:
- Kramer I yakni bagian tubuh yang nampak kuning dari bagian kepala hingga leher, serum bilirubin pada level 4–8 mg/dl
- Kramer II meliputi bagian kepala hingga upper trunk, serum bilirubin pada level 5–12 mg/dl
- Kramer III meliputi bagian kepala hingga lower trunk dan paha bawah, serum bilirubin pada level 8–16 mg/dl
- Kramer IV meliputi bagian kepala hingga tangan dan tungkai bawah, serum bilirubin mencapai level 11–18 mg/dl
- Kramer V meliputi seluruh badan yakni kepala hingga telapak tangan dan telapak kaki, serum bilirubin levelnya >15 mg/dl[4,6]
Penatalaksanaan ikterus neonatorum fisiologis meliputi paparan sinar matahari terfilter, fototerapi, dan asupan nutrisi yang mencukupi. Kondisi ini akan sembuh sendiri dan bayi tidak perlu dirawat. Paparan sinar matahari dapat menurunkan kadar bilirubin indirek/tak terkonjugasi. Jika kadar bilirubin indirek/tak terkonjugasi tetap tinggi atau meningkat, bayi mungkin memerlukan pengobatan lebih lanjut untuk menurunkan kadar bilirubin. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian air susu ibu (ASI) yang adekuat dan fototerapi.[3,4-6]
Direvisi oleh: dr. Meva Nareza Trianita