Penatalaksanaan Ikterus Neonatorum Fisiologis
Penatalaksanaan ikterus neonatorum fisiologis mencakup pemberian nutrisi adekuat, fototerapi, dan paparan sinar matahari. Kondisi ini pada dasarnya akan sembuh dengan sendiri dan tidak memerlukan obat-obatan tertentu. Bayi perlu di follow up untuk memastikan bahwa kadar bilirubin turun dan berat badan bayi sesuai. Hal ini terutama terjadi pada bayi yang diberi ASI.[5,20]
Nutrisi
Tingkatkan pemberian air susu ibu (ASI) sebanyak 8–12 kali per hari. Evaluasi perlekatan mulut bayi saat disusui. Jangan hentikan pemberian ASI meskipun bayi sedang dilakukan fototerapi. Ibu dapat memerah ASI dan memberikan pada petugas kesehatan yang ada di rumah sakit untuk diberikan kepada bayi. Jangan diberikan air putih, air gula, atau apapun lainnya sebelum ASI keluar karena akan mengurangi asupan ASI. Monitor kecukupan produksi ASI dengan melihat buang air kecil bayi paling sedikit 6–7 kali sehari dan buang air besar paling tidak 3–4 kali sehari.[2,25]
Fototerapi
Fototerapi adalah metode yang aman dan efektif untuk menurunkan atau mencegah peningkatan kadar bilirubin tak terkonjugasi serum. Fototerapi pada ikterus neonatorum fisiologis diberikan pada:
- Bayi dengan breastfeeding jaundice jika kadar bilirubin mencapai di atas 17 mg/dl.
- Bayi memiliki faktor risiko hiperbilirubinemia fisiologis (>17 mg/dl), seperti polisitemia relatif, rentang hidup eritrosit lebih pendek (80 hari dibandingkan orang dewasa 120 hari), penurunan hepatic uptake dan proses konjugasi, serta peningkatan sirkulasi enterohepatik.
Perkembangan hiperbilirubinemia fisiologis selanjutnya disebut ikterus neonatorum patologis sehingga perlu dicari tahu etiologi yang mendasarinya.[4,5,20,21]
Paparan Sinar Matahari
Paparan sinar matahari langsung bisa efektif dalam mengobati hiperbilirubinemia. Sinar matahari selain manfaatnya juga memiliki masalah besar karena memiliki paparan sinar ultraviolet dalam jumlah besar yang dapat merusak kulit bayi. Selain itu, sinar matahari juga memiliki banyak sinar infra merah yang meningkatkan suhu kulit dan jika tidak tersedia peralatan pendingin yang cukup dapat menyebabkan masalah kulit. Untuk mengurangi masalah ini, filter khusus telah dibuat yang ditempatkan di atas kulit bayi dan mencegah radiasi UV-B dan UV-A.[22,23]
Slusher melakukan penelitian tentang Filtered Sunlight for Treatment of Neonatal Hyperbilirubinemia, pada bayi aterm dan late preterm dengan hasil bahwa filtered sunlight tidak kalah dengan fototerapi konvensional untuk pengobatan hiperbilirubinemia neonatal ringan hingga sedang.[24]
Direvisi oleh: dr. Meva Nareza Trianita