Penatalaksanaan Hiponatremia
Penatalaksanaan hiponatremia berdasarkan onset dan tingkat keparahan gejala hiponatremia. Berdasarkan onsetnya, hiponatremia dibedakan menjadi hiponatremia akut jika terjadi <24−48 jam, atau kronis jika >48 jam.[1,6,16]
Hiponatremia Akut Gejala Berat
Hiponatremia diklasifikasikan menjadi gejala berat jika serum natrium <125 mEq/L. Penatalaksanaan hiponatremia akut dengan gejala berat adalah:
- Infus saline 3% dengan dosis 1‒2 mL/kgBB/jam
- Target kenaikan serum natrium 6‒8 mEq/L dalam 24 jam
- Tidak boleh terjadi kenaikan serum natrium >10−12 mEq/L dalam 24 jam, atau >18 mEq/L dalam 48 jam
- Evaluasi serum natrium setiap 2 jam hingga target yang diharapkan terpenuhi
- Periksa gejala apakah sudah hilang, bila belum maka pertimbangkan pemberian desmopresin 1‒2 mcg setiap 4‒6 jam
- Ganti infus dengan cairan isotonik bila target serum natrium telah tercapai dan gejala sudah hilang[1,2,6]
Pilihan cara terapi lainnya adalah:
- Bolus saline 3% dengan dosis 100−150 ml, intravena
- Target serum natrium meningkat 2−3 mEq/L
- Evaluasi serum natrium setiap 20 menit hingga gejala membaik
- Bila gejala belum membaik, dapat diulang pemberian bolus salin hingga 2 kali
- Setiap 20 menit selesai memberikan bolus, evaluasi serum natrium[1,2,6]
Hiponatremia Akut Gejala Ringan Sedang
Hiponatremia gejala ringan jika serum natrium 130−134 mEq/L, dan gejala sedang jika 125−129 mEq/L. Untuk hiponatremia gejala ringan hingga sedang diberikan terapi:
- Infus saline 3% dengan dosis 0,5‒2 mL/kgBB/jam
- Evaluasi serum natrium setiap 2 jam hingga serum natrium mencapai normal[1,2,6]
Hiponatremia Kronis Tanpa Gejala
Hiponatremia kronis sering tanpa gejala. Terapi hiponatremia kronis dilihat berdasarkan status volume hiponatremia sebagai berikut:
- Hiponatremia hipovolemik: berikan cairan normal saline 0,9%
- Hiponatremia euvolemik: obati penyakit yang mendasari
- Hiponatremia hipervolemik: batasi pemberian cairan, berikan diuretik atau antagonis vasopresin, dan obati penyakit yang mendasari[1,2,6,12]
Vaptan, atau antagonis reseptor vasopresin 2 selektif (vasopressin receptor antagonists / VRA) dapat meningkatkan ekskresi air di ginjal, tanpa mempengaruhi natrium. Obat ini dapat meningkatkan kadar natrium serum, terutama pada hiponatremia euvolemik dan hipervolemik. Vaptan tidak diindikasikan untuk penderita gagal hati.[1,2,6,12]
Pencegahan Osmotic Demyelination Syndrome (ODS)
Pada penanganan hiponatremia kronis, terdapat risiko terjadi ODS jika koreksi natrium terlalu cepat. Gejala ODS dapat muncul setelah beberapa hari, seperti kejang, disorientasi, gangguan psikiatri dan perilaku, bahkan koma. Pasien yang memiliki risiko tinggi ODS adalah penderita hipokalemia, penyakit hati, malnutrisi, dan alkoholisme.[1,2,6]
Oleh karena itu, koreksi kadar natrium sebaiknya dilakukan dengan perlahan. Rekomendasi penanganan adalah:
- Pasien dengan risiko ODS tinggi: koreksi minimal natrium serum 4‒8 mEq/L per hari, dengan sasaran pemberian <4‒6 mEq/L per hari
- Pasien dengan risiko ODS normal: koreksi maksimum 10‒12 mEq/L dalam 24 jam, atau 18 mEq/L dalam periode 48 jam[1,2,6]
Penanganan Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion (SIADH)
Syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH) adalah kondisi akibat sekresi antidiuretic hormone (ADH) berlebih. ADH dalam kadar tinggi akan meningkatkan reabsorpsi air di ginjal, sehingga menyebabkan hiponatremia, hipo-osmolalitas plasma, dan osmolalitas urin <100 mOsm/kg. SIADH tidak menunjukkan gejala, walaupun kadar natrium serum <125 mEq/L.[1,2,10,29]
Hiponatremia pada SIADH terjadi karena metastasis dalam otak, dapat diatasi dengan pemberian kortikosteroid dan pengobatan radiasi. Di samping itu, penting untuk menghentikan penggunaan obat yang dapat memicu SIADH.[10,32]
Penatalaksanaan utama SIADH adalah mengatasi penyakit yang mendasari. Penanganan lainnya adalah pembatasan cairan, suplementasi garam, dan penggunaan obat diabetes insipidus, yaitu golongan vasopressin receptor antagonists (VRA) atau vaptan. Vaptan sangat bermanfaat bagi pasien yang tidak dapat diatasi dengan pembatasan cairan dan suplementasi garam.[1,2,10,29]
Infus NaCl 0,9% tidak efektif pada pasien dengan SIADH, bahkan hiponatremia dapat memburuk dengan NaCl 0,9%. Hal ini karena NaCl 0,9% akan menurunkan natrium serum sehingga air tertahan dan natrium diekskresikan melalui urin.[1,2,10,29]
Diet pada Hiponatremia
Diet pada hiponatremia di antaranya:
- Kondisi hipotonik euvolemik: membatasi minum (air bebas).
- Pasien SIADH: asupan protein tinggi untuk meningkatkan beban zat terlarut yang diekskresi. Meskipun tidak enak, urea oral telah digunakan untuk mencapai efek yang sama.
- Pasien hiperglikemia atau hiperlipidemia: konseling nutrisi yang tepat.[1,2]