Prognosis Sindrom Ovarium Polikistik
Prognosis sindrom ovarium polikistik atau atau polycystic ovarian syndrome/ PCOS sangat dipengaruhi oleh komplikasi jangka panjang pada kondisi komorbid yang dialami pasien. PCOS dilaporkan merupakan penyebab infertilitas karena anovulasi. Wanita dengan PCOS juga mengalami peningkatan risiko keguguran dan komplikasi kehamilan.[1-3,11-13]
Komplikasi
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) tidak hanya berefek pada sistem reproduksi, tetapi juga ke sistem organ lain. Abnormalitas metabolik yang berhubungan dengan PCOS, seperti resistensi insulin, dapat meningkatkan risiko diabetes dan gangguan kardiovaskuler. Pasien PCOS juga dapat mengalami infertilitas, sindrom metabolik, obesitas, depresi, dan obstructive sleep apnea (OSA). PCOS juga telah dikaitkan dengan risiko kanker endometrium dan nonalcoholic fatty liver disease/nonalcoholic steatohepatitis (NAFLD/NASH).[1-3]
PCOS juga meningkatkan risiko kehamilan, termasuk risiko diabetes gestasional, hipertensi dalam kehamilan, dan kelahiran prematur.[1-3,11-13]
Dari aspek psikososial, wanita dengan PCOS dapat merasa rendah diri karena mengalami hirsutisme, acne, ataupun alopecia. Tekanan terkait self-image dapat mengganggu interaksi sosial dan kualitas hidup keseluruhan dari pasien PCOS.[11]
Prognosis
Sindrom ovarium polikistik (PCOS) dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, seperti infertilitas dan depresi. Penanganan yang panjang dan kebutuhan follow-up reguler juga dapat menyebabkan kehilangan waktu-waktu produktif. Deteksi dini dan tata laksana sekuele akan meningkatkan luaran pasien.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani