Edukasi dan Promosi Kesehatan Opioid Use Disorder
Edukasi pasien pada opioid use disorder berfokus pada pemahaman mengenai sifat kronis penyakit, manfaat terapi jangka panjang, serta pentingnya kepatuhan untuk mencegah relaps dan overdosis. Promosi kesehatan meliputi menghubungkan pasien dengan layanan harm reduction, serta memberikan konseling mengenai strategi menghindari pemicu, manajemen stres, dan penguatan dukungan sosial.[4,7,19]
Edukasi Pasien
Pada saat edukasi pasien harus diberitahukan mengenai gejala, diagnosis, dan bagaimana penatalaksanaan yang akan dilakukan. Pasien dapat melakukan konsultasi ke dokter spesialis kedokteran jiwa, baik secara langsung atau melalui telemedicine.
Pasien perlu memahami bahwa ketergantungan bukan sekadar masalah kemauan, melainkan gangguan medis yang dapat diobati, sehingga pengurangan stigma diri menjadi bagian penting dari proses pemulihan. Penjelasan ini membantu membangun penerimaan terhadap terapi dan meningkatkan motivasi untuk mengikuti program pengobatan.
Pada edukasi juga harus ditekankan peran keluarga pada kesembuhan pasien dan adanya kelompok pendukung (support group) yang dapat didatangi oleh pasien. Risiko overdosis harus disoroti, terutama bila terjadi relaps, karena kejadian withdrawal akan menyebabkan hilangnya toleransi terhadap opioid.[4,7]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Promosi kesehatan berfokus pada mencegah perkembangan penyakit, mengurangi risiko komplikasi, serta meningkatkan keselamatan dan kualitas hidup pasien maupun komunitas. Upaya ini mencakup edukasi publik tentang risiko penggunaan opioid, tanda-tanda dini ketergantungan, pentingnya mencari pertolongan medis lebih awal, serta peran terapi berbasis bukti seperti buprenorfin dan metadon.
Promosi kesehatan juga dilakukan menggunakan konsep harm reduction yang bertujuan meminimalkan dampak negatif dari penggunaan opioid. Pendekatan ini realistis dan berbasis bukti, terutama untuk pasien yang belum siap atau belum mampu berhenti menggunakan opioid. Harm reduction juga membantu menurunkan mortalitas overdosis, penyebaran penyakit infeksi, serta komplikasi kesehatan lain terkait penggunaan opioid berisiko.
Cara melakukan harm reduction antara lain:
- Penyediaan nalokson untuk mencegah kematian akibat overdosis, disertai pelatihan penggunaan bagi pasien, keluarga, dan masyarakat.
- Edukasi mengenai penggunaa jarum suntik non-steril atau bersama yang bisa meningkatkan penularan penyakit seperti HIV, hepatitis B, dan hepatitis C
- Edukasi terkait bahwa penggunaan kombinasi opioid dengan alkohol atau benzodiazepin.
Dukungan psikososial, manajemen stres, dan akses ke terapi opioid use disorder juga merupakan bagian penting dalam melakukan promosi kesehatan.[4,7,19]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha