Patofisiologi Opioid Use Disorder
Patofisiologi opioid use disorder atau penyalahgunaan opioid dipengaruhi oleh efek opioid terhadap reseptor opioid mu, delta, dan kappa di otak.
Kerja Opioid pada Reseptor
Opioid bekerja pada molekul transmembran berbentuk G-coupled protein yakni reseptor opioid miu, delta, dan kappa. Reseptor opioid diaktivasi oleh peptida endogen dan ligan eksogen. Aktivasi reseptor opioid berhubungan dengan sensasi nyeri, stress, suhu, respirasi, aktivitas endokrin dan gastrointestinal, serta motivasi dan suasana hati.
Aktivasi reseptor mu menyebabkan efek klinis yakni analgesia, euforia, depresi pusat pernapasan, dan meiosis. Pada pasien opioid use disorder, stimulasi pada reseptor miu menimbulkan manifestasi berupa peningkatan rasa percaya diri, sensasi mabuk, dan rasa senang berlebihan. Morfin merupakan agonis opioid yang memiliki afinitas terbesar pada reseptor mu.
Stimulasi reseptor delta dan kappa menyebabkan efek disforia, psikomimetik, dan analgesik.[4,9,10]