Pendahuluan Pneumonia Komuniti
Pneumonia komuniti atau community-acquired pneumonia (CAP) merupakan pneumonia yang didapat di masyarakat, di mana infeksi terjadi di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Pneumonia sendiri didefinisikan sebagai inflamasi parenkim paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme patogen, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit; serta pajanan bahan kimia ke parenkim paru.[1,2]
Insidensi CAP di dunia berada dalam rentang 1,5 sampai 14 kasus per 1000 orang per tahun. Di negara berkembang, CAP memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi, serta mengakibatkan tingginya angka rawat inap terutama pada orang tua berusia 65 sampai 79 tahun.[1-3]
Patofisiologi CAP dimulai ketika terjadi reaksi imun host terhadap mikroorganisme patogen yang berhasil menghindari sistem pertahanan saluran napas dan mencapai alveoli. Reaksi imun host akan merangsang sekresi faktor inflamasi di saluran napas, yang selanjutnya akan memperlihatkan gambaran klinis pneumonia.[4]
Diagnosis pneumonia komuniti atau CAP ditegakkan dari klinis batuk, produksi sputum, demam, sesak, hipoksemia, dan adanya infiltrat pada rontgen toraks (CXR). Manifestasi gejala dapat ringan yang hanya memerlukan rawat jalan hingga gejala berat yang membutuhkan penanganan intensif di rumah sakit. Gold standard untuk diagnosis CAP adalah rontgen toraks (CXR).[3,5,6]
Pada lansia diatas 65 tahun, klinis CAP kadang tidak khas, misalnya afebris. Selain itu, pada pneumonia atipikal, batuk dapat tidak disertai sputum. Maka dari itu, pemeriksaan CXR dapat membantu menegakkan diagnosis.[3,5,6]
Tata laksana pneumonia komuniti atau CAP yang pertama adalah menentukan etiologi untuk terapi definitif, terapi simtomatik seperti pemberian paracetamol untuk demam, dan mengidentifikasi apakah pasien memerlukan rawat inap atau tidak. Hal ini dapat diidentifikasi dengan penilaian pneumonia severity index (PSI) atau kriteria CURB-65. Berdasarkan penilaian ini, identifikasi prognosis dan keparahan derajat penyakit juga dapat dievaluasi.[3,6]
Penulisan pertama oleh: dr. Gold SP Tampubolon