Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Penggunaan vaksin respiratory syncytial virus atau RSV pada kehamilan diperbolehkan untuk vaksin Abrysvo®, yang memang salah satu indikasinya adalah ibu hamil dengan usia gestasi 32–36 minggu. Penggunaan pada ibu menyusui belum mempunyai data yang jelas terkait ada tidaknya ekskresi vaksin ke dalam ASI.[2,7-9]
Penggunaan pada Kehamilan
Belum ada kategori FDA untuk vaksin-vaksin RSV pada kehamilan. Namun, vaksin tipe rekombinan berupa Abrysvo® memang diindikasikan untuk ibu hamil dengan usia gestasi 32–36 minggu, dengan tujuan untuk melindungi bayinya terhadap infeksi saluran pernapasan bawah akibat RSV sejak lahir hingga usia 6 bulan. Antibodi yang dihasilkan oleh ibu setelah vaksinasi ini bisa ditransfer ke bayi melalui plasenta.[2,6]
Vaksin RSV tipe rekombinan lainnya (berupa Arexvy®) dan vaksin RSV tipe mRNA (mResvia®) tidak diindikasikan untuk ibu hamil. Bila ada kekeliruan di mana ibu hamil telah diberikan salah satu dari kedua vaksin ini dan bukan diberikan Abrysvo®, jangan berikan vaksin Abrysvo® setelahnya. Dalam kasus tersebut, dokter dapat menunggu hingga bayi lahir lalu memberikan bayi antibodi monoklonal berupa nirsevimab untuk pencegahan infeksi RSV.[6]
Dari sisi keamanan, studi menunjukkan bahwa angka kelainan kongenital maupun kematian fetal tidak berbeda signifikan antara vaksin Abrysvo® dan plasebo. Oleh sebab itu, vaksin ini dinilai mempunyai profil keamanan baik untuk ibu hamil dan janin. Hindari pemberian lebih dini dari anjuran (pemberian <32 minggu gestasi) karena bisa meningkatkan risiko terjadinya persalinan preterm.[8]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan pada ibu menyusui masih mempunyai data yang terbatas pada semua jenis vaksin RSV. Belum diketahui apakah vaksin-vaksin ini dapat diekskresikan ke dalam ASI. Dokter perlu mempertimbangkan kembali kemungkinan manfaat yang didapatkan oleh ibu dibandingkan dengan risikonya, termasuk risiko jika bayi tidak mendapatkan ASI.[7-9]