Indikasi dan Dosis Vaksin Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Indikasi vaksin respiratory syncytial virus atau RSV adalah untuk mencegah infeksi saluran pernapasan bawah oleh RSV. Vaksin ini biasanya diindikasikan pada ibu hamil di usia gestasi 32–36 minggu untuk melindungi bayinya dan pada orang dewasa yang berisiko tinggi maupun lansia. Jenis vaksin RSV yang berbeda memiliki indikasi dan dosis yang berbeda pula.[2,7-9]
Vaksin RSV Tipe mRNA
Vaksin tipe mRNA (mResvia®) diindikasikan untuk imunisasi aktif untuk pencegahan infeksi saluran pernapasan bawah oleh RSV pada orang berusia ≥60 tahun. Dosis yang diberikan adalah dosis tunggal 0.5 mL secara injeksi intramuskular. Vaksin ini tidak diberikan setiap tahun seperti vaksin influenza. Saat ini CDC hanya merekomendasikan dosis tunggal.[6,7]
Berbagai studi telah membuktikan bahwa vaksinasi RSV dosis tunggal pada lansia bermanfaat untuk mengurangi angka hospitalisasi dan angka kunjungan ke UGD terkait infeksi RSV. Vaksinasi RSV dilaporkan mampu mengurangi morbiditas terkait RSV pada lansia secara cukup signifikan.[10,11]
Vaksin RSV Tipe Rekombinan
Vaksin tipe rekombinan berupa Abrysvo® diindikasikan untuk imunisasi aktif untuk mencegah infeksi saluran pernapasan bawah akibat RSV pada orang berusia ≥60 tahun, dan orang berusia 18–59 tahun yang berisiko tinggi. Selain itu, vaksin ini adalah satu-satunya vaksin RSV yang diindikasikan untuk ibu hamil di usia gestasi 32–36 minggu untuk mencegah infeksi saluran pernapasan bawah akibat RSV pada bayinya mulai dari lahir hingga berusia 6 bulan.[8]
Vaksin tipe rekombinan berupa Arexvy® diindikasikan untuk imunisasi aktif untuk pencegahan infeksi saluran pernapasan bawah oleh RSV pada orang berusia ≥60 tahun, dan orang berusia 50–59 tahun yang berisiko tinggi mengalami infeksi saluran pernapasan bawah akibat RSV.[9]
Vaksin RSV rekombinan juga diberikan dalam dosis tunggal 0.5 mL secara injeksi intramuskular. Vaksin tidak perlu diberikan setiap tahun seperti vaksin influenza. Berbagai studi telah menunjukkan bahwa pemberian vaksin dosis tunggal mampu mengurangi angka hospitalisasi dan morbiditas pada lansia.[6,10,11]