Pendahuluan Leukoplakia Mulut
Leukoplakia mulut adalah bercak putih atau keabu-abuan yang muncul pada rongga mulut, seperti di lidah atau gusi. Lekoplakia merupakan lesi rongga mulut yang memiliki kemungkinan transformasi ganas, khususnya menjadi oral squamous cell carcinoma (OSCC). Etiologi pasti dari leukoplakia mulut belum diketahui, tetapi kebiasaan merokok telah dilaporkan sebagai faktor risiko utama.[1,2]
Patofisiologi leukoplakia mulut dimulai dari hiperplasia epitel yang disebabkan oleh iritasi kronis. Hiperplasia ini kemudian dapat menyebabkan hiperkeratosis, akantosis, atau displasia epitel. Displasia ini kemudian dapat menginisiasi terjadinya mutasi pada gen penekan tumor (TP53), dan menyebabkan terjadinya kanker.[3-5]
Leukoplakia mulut secara klinis muncul sebagai plak putih soliter atau multipel yang paling sering mengenai lateral dan ventral lidah, mukosa bukal, serta dasar mulut. Secara morfologi, leukoplakia dapat dibedakan menjadi bentuk homogen, yang ditandai dengan lesi datar, seragam, berbatas tegas, tidak bergejala, serta bentuk non-homogen dengan variasi permukaan dan gejala klinis.[6-11]
Pada anamnesis, perlu dicari adanya etiologi seperti riwayat merokok dan konsumsi alkohol, riwayat infeksi virus atau kandidiasis oral, hingga kemungkinan defisiensi nutrisi. Pemeriksaan klinis berfokus untuk memperoleh diagnosis awal secara visual dari penampakan klinis lesi. Sementara itu, pemeriksaan penunjang berupa biopsi atau histopatologi bertujuan untuk menilai adanya displasia epitel yang dapat meningkatkan risiko keganasan.[11-13]
Penatalaksanaan leukoplakia mulut meliputi eliminasi faktor risiko, terapi farmakologis dengan retinoid, hingga terapi bedah dengan eksisi, ablasi laser, dan krioterapi. Namun, terapi-terapi tersebut dilaporkan tidak mengurangi risiko transformasi lesi menjadi ganas. Observasi jangka panjang berperan penting untuk mengenali secara dini adanya transformasi keganasan.[5,11,14-16]