Edukasi dan Promosi Kesehatan Fraktur Cuboid
Edukasi pasien pada fraktur cuboid meliputi pemahaman tentang pentingnya imobilisasi, pembatasan beban, serta kepatuhan terhadap jadwal kontrol radiografi untuk mencegah komplikasi seperti deformitas atau artritis pascatrauma. Promosi kesehatan mencakup penghentian kebiasaan merokok dan latihan rehabilitatif untuk mendukung penyembuhan tulang dan pemulihan fungsi kaki.[1-3]
Edukasi Pasien
Pasien perlu diberikan pemahaman mengenai sifat cedera, termasuk risiko deformitas planovalgus, artritis pascatrauma, dan instabilitas midfoot jika kepatuhan terhadap imobilisasi tidak optimal. Jelaskan mengenai kapan pembebanan (weight-bearing) diperbolehkan dan anjurkan penggunaan alat bantu berjalan jika perlu.
Pada pasien yang ditata laksana dengan fiksasi eksternal, sampaikan mengenai perawatan luka, termasuk kebersihan, pemantauan tanda infeksi, dan kapan harus menghubungi tenaga medis. Edukasi juga mencakup jadwal kontrol radiografi untuk memantau penyembuhan tulang, terutama pada fraktur stress atau avulsi, serta deteksi dini komplikasi seperti non-union.
Anjurkan pasien untuk berhenti merokok dan mengonsumsi makanan gizi seimbang untuk menunjang penyembuhan tulang. Jelaskan juga pentingnya rehabilitasi bertahap dan bagaimana program rehabilitasi spesifik untuk pasien.[1-3,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan primer meliputi edukasi pentingnya pemilihan sepatu yang mendukung stabilitas kaki, penggunaan ortotik khusus bagi pasien dengan biomekanik kaki abnormal seperti flat feet, serta pengaturan intensitas dan durasi aktivitas fisik untuk menghindari beban berlebih pada kolumna lateral kaki.
Pengendalian penyakit mencakup deteksi dini dan manajemen cedera yang sudah terjadi untuk mencegah komplikasi jangka panjang. Imobilisasi dengan walking boot atau gips, pembatasan beban, dan modifikasi aktivitas akan mencegah perburukan fraktur. Rehabilitasi bertahap dengan latihan penguatan otot intrinsik dan ekstrinsik kaki, peningkatan fleksibilitas, serta koreksi biomekanik bisa membantu pemulihan fungsi dan mencegah komplikasi.[10]
Pencegahan Cedera Energi Tinggi
Jelaskan pada pasien bahwa kecepatan tinggi di jalan raya dan mengemudi di bawah pengaruh alkohol atau zat psikoaktif akan meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas. Di lain pihak, pencegahan cedera bisa dilakukan dengan penggunaan helm, sabuk pengaman, dan kursi khusus anak
Selain itu, pengalihan perhatian seperti penggunaan ponsel saat berkendara harus dihindari. Kualitas kendaraan dan infrastruktur jalan juga akan berperan terhadap pencegahan cedera energi tinggi akibat kecelakaan kendaraan bermotor.[11]