Prognosis Fraktur Cuboid
Prognosis fraktur cuboid umumnya baik bila diagnosis dan penatalaksanaan dilakukan secara tepat. Keterlambatan atau kegagalan reduksi dapat menyebabkan komplikasi berupa deformitas planus, instabilitas midfoot, dan artritis pascatrauma.[1-3,6]
Komplikasi
Komplikasi yang sering dijumpai meliputi nyeri persisten, kekakuan midfoot, instabilitas, serta pemendekan kolumna lateral kaki yang dapat menyebabkan deformitas pes planovalgus. Pada kasus yang ditangani secara konservatif tanpa koreksi struktural optimal, risiko artritis degeneratif dan kehilangan lengkung longitudinal kaki meningkat.
Selain itu, komplikasi pascaoperasi seperti infeksi luka, osteonekrosis, dan deformitas pronasi juga dapat terjadi. Di sisi lain, komplikasi non-union jarang terjadi.
Secara biomekanik, pemendekan pada korpus cuboid menyebabkan perubahan panjang kolumna lateral yang bisa mengganggu keseimbangan beban kaki. Pemendekan ini menimbulkan abduksi pada forefoot, disertai subluksasi lateral metatarsal dan deformitas planus atau planovalgus residual.
Adaptasi kompensatorik dari deformitas ini menyebabkan eversi kalkaneus dan disfungsi mekanik kaki, yang berpotensi menimbulkan peroneus longus tendinopathy akibat gangguan pada alur peroneal di permukaan plantar cuboid. Selain itu, akibat kompleksitas anatomi dan seringnya keterlibatan fraktur Lisfranc, luaran jangka panjang fraktur cuboid kerap suboptimal, dengan peningkatan risiko nyeri kronis dan disabilitas fungsional kaki.[1,4,6,9]
Prognosis
Prognosis fraktur cuboid umumnya baik bila diagnosis dan penatalaksanaan dilakukan secara tepat untuk memulihkan panjang serta kongruensi kolumna lateral kaki. Faktor yang memengaruhi prognosis meliputi derajat dislokasi atau kominutif fraktur, keterlibatan permukaan artikular, adanya cedera midfoot lain seperti kompleks Lisfranc, serta ketepatan reduksi dan stabilisasi selama terapi.[1-3,6]